close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas kebersihan berjalan di antara tumpukan sampah di kawasan teluk Jakarta, Jakarta, Jumat (16/3). Pencemaran di wilayah teluk Jakarta mayoritas bersumber dari limbah domestik rumah tangga yang menyebabkan air laut menjadi tercemar dan berdampak buruk
icon caption
Petugas kebersihan berjalan di antara tumpukan sampah di kawasan teluk Jakarta, Jakarta, Jumat (16/3). Pencemaran di wilayah teluk Jakarta mayoritas bersumber dari limbah domestik rumah tangga yang menyebabkan air laut menjadi tercemar dan berdampak buruk
Peristiwa
Selasa, 20 Maret 2018 11:29

Sampah Kali Adem picu kerusakan ekosistem laut Jakarta

WALHI menyebut, ratusan ton sampah yang memadati perairan Kali Adem cukup membuat kerusakan ekosistem laut Jakarta kian parah.
swipe

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mensinyalir ada 100 ton sampah yang memenuhi wilayah konservasi bakau Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara. Tumpukan sampah yang telah mengeras itu, diyakini terbawa dari sejumlah perairan di sekitar Teluk Jakarta, karena angin barat yang terjadi sejak Januari lalu.

Gubernur DKI Anies Baswedan sejak Sabtu lalu mengklaim, telah berhasil mengangkut sebanyak 50 ton lebih sampah untuk dibuang ke TPST Bantargebang, Bekasi. "Diperkirakan masih ada lebih dari 50 ton lagi yang ada di sini," ujarnya saat mengunjungi lokasi, Senin (19/3).

Dwi Sawung, aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyebut ratusan ton sampah yang memadati perairan Kali Adem cukup membuat kerusakan ekosistem laut Jakarta kian parah. Yang paling menghawatirkan adalah terancamnya ekosistem mangrove dan ikan yang telah terpapar limbah plastik.

Sejumlah riset mengemukakan, kandungan plastik di dalam tubuh ikan, bila akhirnya dikonsumsi manusia dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan, mulai peradangan tubuh, kematian sel, sampai kerusakan saluran pencernaan.

"Dampak dari sampah itu yang pasti ikan tidak ada. Kalau pun ada ikan itu pasti telah tercemar limbah plastik," terang Sawung kepada Alinea.

Selain itu dampak terhadap kerusakan ekosistem mangrove juga tak kalah menghawatirkan. Akibat sampah, Kawung menyebutkan tanaman berakar tunjang ini dapat mati. Kondisi tersebut pernah dialami hutan mangrove di Bekasi, Jawa Barat dan sejumlah daerah-daerah lainnya.

"Dia (mangrove) kan napasnya dari air, kalau airnya ketutup sampah plastik bisa terancam kematian," ungkapnya.

Meski demikian, Pemprov DKI berjanji akan segera mengambil langkah strategis untuk menjaga ekosistem hayati setelah seluruh sampah yang memenuhi wilayah konservasi bakau Kali Adem berhasil diangkut. Salah satunya dengan segera menanami kawasan yang tadinya ditimbun sampah dengan mangrove.

"Setelah plastiknya diambil, sampahnya diangkat kami akan langsung tanami daerah itu dengan mangrove. Langsung bersih," ujar Yusen Harmadi, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu.

Ia menyebutkan, hingga siang kemarin sampah yang berhasil diangkut pihaknya sebanyak hampir 40 ton dengan mengerahkan 400 lebih personel. Pengangkutan dibantu dua alat berat jenis eskavator amphibi, eskavator spyder, tujuh dump truck dan kapal pengangkut sampah.

img
Akbar Persada
Reporter
img
Purnama Ayu Rizky
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan