close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Antonio Guterres. Foto: Ist
icon caption
Antonio Guterres. Foto: Ist
Peristiwa
Rabu, 09 April 2025 08:02

Israel tutup akses bantuan, Sekjen PBB sebut Gaza sebagai 'ladang pembantaian'

Guterres juga menyuarakan kewaspadaan tentang situasi di Tepi Barat.
swipe

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengungkapkan parahnya situasi Gaza. Menurutnya, wilayah itu telah menjadi "ladang pembantaian" karena Israel terus memblokir bantuan.

"Lebih dari sebulan penuh telah berlalu tanpa setetes pun bantuan ke Gaza. Tidak ada makanan. Tidak ada bahan bakar. Tidak ada obat-obatan. Tidak ada pasokan komersial. Ketika bantuan telah mengering, pintu air kengerian telah terbuka kembali," kata Guterres dalam sambutannya kepada wartawan.

Menunjuk pada Konvensi Jenewa yang mengatur perlakuan terhadap orang-orang dalam perang, Guterres menekankan kewajiban "kekuatan pendudukan" untuk memastikan penyediaan makanan dan pasokan medis bagi penduduk.

"Tidak ada satu pun yang terjadi hari ini. Tidak ada pasokan kemanusiaan yang dapat memasuki Gaza," kata Guterres.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa "tidak ada kekurangan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza."

Marmorstein lebih lanjut menuduh bahwa Hamas telah menggunakan bantuan terbaru ke Gaza untuk "membangun kembali mesin perangnya."

Guterres juga merujuk pada usulan Israel baru-baru ini mengenai pengendalian bantuan ke Gaza, yang menurut sumber PBB kepada AFP mencakup pemantauan kalori untuk mencegah penyalahgunaan oleh Hamas.

"Pihak berwenang Israel baru-baru ini mengusulkan 'mekanisme otorisasi' untuk pengiriman bantuan yang berisiko lebih jauh mengendalikan dan membatasi bantuan hingga kalori dan tepung terakhir," katanya kepada wartawan di markas besar PBB di New York.

"Saya tegaskan -- kami tidak akan berpartisipasi dalam pengaturan apa pun yang tidak sepenuhnya menghormati prinsip-prinsip kemanusiaan -- kemanusiaan, ketidakberpihakan, independensi, dan netralitas," kata Guterres, menuntut jaminan untuk masuknya bantuan tanpa hambatan ke wilayah pesisir.

Guterres juga menyuarakan kewaspadaan tentang situasi di Tepi Barat.

"Jalan yang ditempuh saat ini adalah jalan buntu -- sama sekali tidak dapat ditoleransi di mata hukum dan sejarah internasional," katanya.

"Dan risiko Tepi Barat yang diduduki berubah menjadi Gaza lainnya membuatnya semakin buruk.

"Sudah saatnya mengakhiri dehumanisasi, melindungi warga sipil, membebaskan para sandera, memastikan bantuan yang menyelamatkan nyawa, dan memperbarui gencatan senjata." (france24)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan