Kekerasan bersenjata di Myanmar terus memakan korban. Setidaknya 22 orang tewas dan puluhan lainnya cedera dalam pengeboman oleh pasukan junta di Myanmar tengah.
Pasukan junta melakukan serangan udara yang menargetkan gedung sekolah dan rumah sakit di daerah yang dikuasai pemberontak di desa Singut di Kotapraja Myingyan, Wilayah Mandalay. Laporan itu diungkap Myanmar Now pada hari Senin.
Setidaknya 12 pemberontak tewas dalam serangan udara tersebut sementara warga sipil, termasuk anak-anak dan petugas kesehatan, juga kehilangan nyawa mereka dalam pengeboman yang terjadi selama akhir pekan.
Seorang anggota tim pertahanan setempat mengatakan bahwa dua bom dijatuhkan di sebuah gedung sekolah yang digunakan oleh pemberontak sebagai pangkalan.
Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan rezim junta dan pemberontak menandatangani kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 18 Januari.
Gencatan senjata ditandatangani oleh junta dan Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar selama putaran ketujuh perundingan damai mereka di Kunming, ibu kota provinsi Yunnan selatan di Tiongkok.
Menurut laporan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sejak kudeta Februari 2021 yang diluncurkan oleh militer Myanmar, yang dikenal sebagai Tatmadaw, setidaknya 6.106 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan keamanan, meskipun ini tidak termasuk korban dari pertempuran yang sedang berlangsung, (anadolu)