close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Calon gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri) berswafoto dengan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan). /Foto Instagram @dedimulyadi71
icon caption
Calon gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri) berswafoto dengan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan). /Foto Instagram @dedimulyadi71
Peristiwa
Rabu, 04 September 2024 14:39

Setelah ditinggal RK, siapa bisa taklukkan Jawa Barat?

Sejauh ini, Dedi Mulyadi jadi cagub dengan elektabilitas terkuat di Jabar.
swipe


Kontestasi Pilgub Jabar 2024 diprediksi bakal berlangsung ketat dengan kehadiran empat pasang calon. Usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nnomor 60/PUU-XXII/2024 dirilis jelang pendaftaran kandidat, sejumlah parpol bergegas mencalonkan kandidat mereka sendiri. 

Putusan itu menurunkan syarat ambang batas pencalonan kepala daerah hingga kisaran 6-10%. Sebelumnya, parpol atau koalisi parpol harus punya kisaran 20% kursi di DPRD setempat untuk mengusung kandidat kepala daerah. Banyak parpol harus berkoalisi untuk memenuhi syarat administratif tersebut. 

Beranggotakan Golkar, Demokrat, Gerindra, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Buruh, Partai Bulan Bintang (PBB), Gelora, dan Perindo, Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus mengusung pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan (Dedi-Erwan). Dedi ialah kader Gerindra dan eks Bupati Purwakarta. 

Koalisi lainnya beranggotakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai NasDem. Ketiga parpol sepakat mengusung pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie. Syaikhu saat ini menjabat Presiden PKS, sedangkan Ilham ialah putra sulung Presiden RI ke-3 BJ Habibbie. 

Tanpa berkoalisi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung pasangan Acep Adang Ruchiat dan Gitalis Dwi Natarina (Acep-Gita). Serupa, PDI-Perjuangan mengusung Jeje Wiradinata-Ronald Surapradja di menit-menit akhir. Sebelumnya, PDI-P berniat mencalonkan Anies Baswedan di Pilgub Jabar. 
 
Direktur Kajian Politik Nasional, Adib Miftahul mengamini putusan MK membuat Pilgub Jabar diisi banyak kandidat. Meski begitu, Adib berpendapat pasangan Dedi-Erwan tetap paling potensial keluar sebagai pemenang. 

"Selain karena mereka (Dedi-Erwan) disokong Koalisi Indonesia Maju, Ridwan Kamil (RK) yang pergi ke Jakarta juga menguntungkan bagi Dedi," kata Adib kepada Alinea.id di Jakarta, belum lama ini. 

Setelah RK resmi berlaga di Pilgub DKI, Dedi kini jadi kandidat dengan elektabilitas tertinggi di Pilgub Jabar. Sigi Indo Riset yang dirilis Agustus lalu menunjukkan tingkat elektabilitas Dedi mencapai 68,8% dalam simulasi 11 nama tanpa RK. Elektabilitas kandidat lain di bawah 6%. 

Adib menyebut Syaikhu-Ilham jadi pasangan kandidat yang paling mungkin mampu menyaingi Dedi-Erwan. Pasalnya, kader-kader PKS tergolong militan di Jabar. Sosok Ilham yang dekat kalangan generasi Z dan milenial di Jabar juga dianggap bisa mendongkrak elektabilitas pasangan tersebut. 

Karena hanya bakal digelar satu putaran, menurut Adib, hanya Dedi-Erwan dan Syaikhu-Ilham yang punya peluang menang. "Meski (raihan suaranya) tidak sampai 50% lebih, tapi sudah cukup untuk menang. Pilkada satu putaran ini jelas menguntungkan Dedi dan Syaikhu,” imbuhnya. 

Pendapat berbeda diutarakan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat. Menurut Cecep, semua kandidat di Pilgub Jabar punya keunggulan tersendiri yang bisa dieksploitasi menjadi modal untuk memenangi kontestasi politik. 

Selain punya kader militan, Syaikhu, misalnya, dianggap berpengalaman karena pernah menjadi Wali Kota Bekasi. Ilham cukup populer karena Habibie muda pernah sekolah di Bandung.

“Harapannya, (Ilham) bisa menarik pemilih yang latar belakang pendidikan dan teknologi. Tantangannya adalah bagaimana bisa mengharmoniskan basis PKS,” ucap Cecep kepada Alinea.id, Selasa (3/9).

Adapun pasangan Dedi dan Erwan unggul dari sisi pengalaman di birokrasi dan dunia politik. Selain jadi anggota DPR, Dedi pernah memipin Purwakarta. Erwan pernah punya pengalaman sebagai Wakil Wali Kota Sukabumi. 

"Sedangkan Acep memiliki peluang menggaet suara dari kalangan santri karena kontribusinya di kalangan pesantren," kata Cecep. 

Acep ialah politikus PKB yang menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019 dan 2019-2024. Adik mantan Rais Aam PBNU Kiai Ilyas Ruhiyat itu punya basis massa yang kuat di Tasikmalaya dan Garut. Acep juga pernah menjabat sebagai Ketua GP Ansor Jabar. 

Pasangan Jeje-Ronald juga punya kekuatan tersendiri. Jeje, misalnya, bisa menjual pengalamannya mengelola Kabupaten Pangandaran. Sebagai pendamping, Ronald bisa menggaet simpati dari kalangan anak muda karena status selebritas yang ia sandang. 

“Yang punya pengalaman kepala daerah yang  bisa mengembangkan isu (mengelola daerah) itu. Ini (kandidat) baru semua dan enggak ada Ridwan Kamil, ya. Jadi, (peluang menang) hampir sama semua. Dedi sendiri kan ada kebijakannya yang kurang populer,” ujar Cecep. 

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan