close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Timnas Indonesia. Foto: PSSI
icon caption
Timnas Indonesia. Foto: PSSI
Peristiwa
Rabu, 16 Oktober 2024 13:13

Skenario terpahit timnas Indonesia, berharap apa dari Bahrain vs China?

Kita anggap saja Indonesia, Bahrain dan China tidak mendapat sebiji poin pun ketika menghadapi laga sisa menghadapi tiga tim teratas yaitu Jepang, Australia dan Arab Saudi.
swipe

Ibarat mendaki gunung, laga menghadapi Bahrain dan China di Oktober ini adalah jalur yang relatif paling landai, dalam perjalanan Timnas Indonesia menuju  posisi kedua puncak klasemen penyisihan grup C kualifikasi Piala Dunia 2026. Sayangnya, di tahap ini, Indonesia tak bisa mendulang poin sesuai ekspektasi. Ini membuat  perjalanan skuad Merah-Putih ke depan semakin terjal. 

Indonesia hanya imbang 1-1 di Bahrain, dan tewas 1-2 di tangan China. Situasi ini membuat publik sepakbola Tanah Air harus menyesuaikan lagi harapannya dengan keadaan. Optimisme untuk bertengger di peringat dua teratas grup, terutama setelah berhasil menahan Arab Saudi dan Australia, nampaknya, meski masih bisa jadi kenyataan, jadi seperti terlalu muluk.

Melihat fakta di lapangan, dengan lini depan yang kurang menjanjikan, dan lini belakang yang di dua laga kokoh namun masih hilang fokus di momen krusial, sebaiknya coba kesampingan angan untuk lolos segera dari babak ketiga ini, dan melihat harapan terendah apa yang tersisa agar Indonesia tetap berjalan di jalur kampanye untuk menuju puncak final Piala Dunia 2026. 

Kembali ke prediksi atau target semula yakni peringkat tiga atau empat besar, adalah asa yang paling realistis tersisa. Seperti yang didengungkan Shin Tae-yong sebelum kualifikasi babak ketiga dimulai. 

Setelah gagal di Bahrain dan China

Di laga mendatang pada November, jalur untuk mencapai puncak klasemen sudah kembali curam. Meski akan memainkan dua pertandingan sebagai tuan rumah, tapi lawan yang akan dihadapi adalah dua tim langganan Piala Dunia. Jepang dan Arab Saudi. 

Sepakbola memang tidak seperti matematika, terbukti Garuda tadi malam justru kalah dari tim yang paling lemah dari yang sudah dihadapi yaitu Arab Saudi, Australia dan Bahrain.
 
Pada November nanti, pasukan Shin Tae-yong bisa saja membuat kejutan, memutarbalikkan prediksi dan mencuri poin dari Jepang yang di laga-laga sebelumnya sangat superior.

Kemudian yang menjadi harapan lain, tentu ketika timnas Indonesia sudah bisa menahan imbang 1-1 Arab Saudi di kandangnya pada September lalu, maka untuk bisa membungkam Green Falcons di SUGBK peluang lebih terbuka dengan memanfaatkan keuntungan dukungan suporter.

Tetapi apakah itu realistis? Mengalahkan Jepang, rasanya sangat berat, hasil imbang sudah sangat luar biasa. Jepang menjadi mesin gol paling kejam di Grup C dengan melibas Bahrain 7-0, China 5-0 dan Arab Saudi 2-0. Total produktifitas golnya sampai dengan saat ini 14 gol. 15 gol jika ditambah gol bunuh diri lawan yang didapat ketika melawan Australia. 

Kemudian untuk mencuri poin dari Arab Saudi yang baru saja imbang dengan Bahrain 1-1, Jay Idzes dkk wajib ekstra fokus, dan tidak boleh lengah sedikit pun sehingga berujung petaka seperti yang terjadi pada laga di Bahrain dan China.  

Skenario terpahit yang menguntungkan Indonesia 

Semua tim di Grup C, terkecuali Jepang, masih bisa saling susul di papan klasemen. Tetapi jika kita mencoba mengikuti prediksi yang populis bahwa peringat satu hingga tiga akan diamankan kekuatan tradisional yakni Jepang, Australia dan Arab Saudi, maka hanya ada satu slot yang tersisa, yaitu peringkat empat, yang diperebutkan Indonesia dengan rival Bahrain dan China. Tiga tim yang boleh dibilang jajaran terlemah di grup.

Kita anggap saja Indonesia, Bahrain dan China tidak mendapat sebiji poin pun ketika menghadapi laga sisa menghadapi tiga tim teratas Jepang, Australia dan Arab Saudi, maka yang menentukan siapa yang berhak di posisi empat adalah hasil laga antara tiga tim terbawah ini. 

Dengan skenario tersebut, Garuda wajib menyapu poin penuh dari Bahrain dan China yang akan dihadapi 25 Maret dan 5 Juni. Dengan melakoni dua laga itu di SUGBK, semoga dukungan penuh suporter menjadi sebuah keuntungan bagi Jay Idzes dkk.

6 Poin dari dua laga itu akan membawa timnas Merah-Putih mengumpulkan 9 poin (dengan tambahan tiga hasil imbang sebelumnya dari Arab Saudi, Australia dan Bahrain). 

China dan Bahrain bentrok, Indonesia berharap apa?

Untuk China dan Bahrain, kedua tim ini belum pernah berhadap-hadapan. Mereka akan bentrok pada 14 November di kandang Bahrain, dan di markas China pada 24 Juni. 
Hasil apa yang menguntungkan dari duel dua tim ini?

Yang paling diharapkan adalah, kedua tim bermain imbang di dua laga tersebut. Jika ini yang terjadi China hanya akan mengemas 5 poin, sementara Bahrain 7 poin. 

Bila Bahrain menang sekali dan imbang sekali, maka torehannya menjadi 9 poin. Setera dengan poin Indonesia bila berhasil menang atas Bahrain dan China di leg kedua. Tinggal hitung-itungan selisih gol dan kemudian jumlah produktifitas gol.

Tetapi yang mengkhawatirkan bagi posisi Indonesia, bila dua laga menghadapi China bisa diamankan Bahrain dengan menyegel poin penuh, hasil akhir yang dicapai Bahrain menjadi 11 poin. 

Jika pun Indonesia sukses mengalahkan Bahrain dan China, namun tak mendulang sebiji poin pun dari Jepang, Arab Saudi dan Australia, skuad Shin Tae-yong hanya mendulang sembilan poin. Dengan skenario tersebut (Bahrain mengemas 9 poin) berarti posisi Garuda akan finis di bawah Bahrain, yang artinya tamatlah mimpi Indonesia ke Piala Dunia 2026. 

Sebab itu, bila bentrok dua kali antara Bahrain vs China ternyata menghasilkan pemenang, lebih menguntungkan bila China lah yang dapat poin penuh (6 poin). Atau yang lebih oke, jika kedua tim hanya bermain imbang dua kali, atau sekali dimenangkan China dan sekali berakhir imbang.

China akan mengemas 7 poin, sedangkan Bahrain 6 poin. Ini mimpi yang lumayan indah!

Jika skenarionya seperti itu, dan Indonesia tidak lagi membuang peluang mengamankan poin maksimal dari Bahrain dan China, Indonesia aman bertengger di posisi keempat tertinggi, dan masih memiliki peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026 dengan kembali bersaing melalui babak keempat.

Jalan cukup terjal menanjak, kita berharap nafas para pemain masih panjang, dan kaki-kaki mereka semakin kuat berlari mengejar mimpi pentas di turnamen tertinggi sepakbola yakni Piala Dunia. Dan semoga saja ada kejutan ketika Indonesia jumpa Jepang, Arab Saudi dan Australia.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan