Taiwan mendeteksi 18 serangan pesawat China dan tujuh kapal China hingga pukul 6 pagi (waktu setempat). Menurut Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, dari 18 serangan, 13 melintasi garis tengah dan memasuki ADIZ barat daya Taiwan.
"18 serangan pesawat PLA dan 7 kapal PLAN yang beroperasi di sekitar Taiwan terdeteksi hingga pukul 6 pagi (UTC+8) hari ini. 13 dari 18 serangan melintasi garis tengah dan memasuki ADIZ barat daya Taiwan. Kami telah memantau situasi dan menanggapinya dengan tepat," kata pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan.
Sebelumnya pada hari Kamis, Taiwan mendeteksi 27 serangan pesawat China, enam kapal China, dan satu balon China hingga pukul 6 pagi (waktu setempat) pada hari Kamis, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan.
Menurut Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, dari 27 serangan, 20 melintasi garis tengah dan memasuki ADIZ barat daya Taiwan.
Dalam sebuah posting di X, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan, "27 serangan pesawat PLA dan 6 kapal PLAN yang beroperasi di sekitar Taiwan terdeteksi hingga pukul 6 pagi (UTC+8) hari ini. 20 dari 27 serangan melintasi garis tengah dan memasuki ADIZ barat daya Taiwan. 1 balon RRT terdeteksi selama jangka waktu ini."
Sebelumnya pada hari itu, seorang juru bicara dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengecam keras latihan militer Tiongkok baru-baru ini di dekat Taiwan, menyebutnya sebagai ancaman yang kurang ajar dan tidak bertanggung jawab. Juru bicara itu juga menegaskan kembali dukungan Amerika Serikat yang sudah lama untuk Taiwan, seperti yang dilaporkan oleh Taipei Times.
"Tiongkok tidak dapat secara kredibel mengklaim sebagai 'kekuatan untuk stabilitas di dunia yang bergejolak' sambil mengeluarkan ancaman yang kurang ajar dan tidak bertanggung jawab terhadap Taiwan," kata juru bicara tersebut.
Menurut Taipei Times, pejabat itu menekankan bahwa komitmen jangka panjang Washington terhadap Taiwan akan tetap ada seperti yang telah terjadi selama 45 tahun, dan AS akan terus mendukung Taiwan sebagai tanggapan terhadap tekanan militer, ekonomi, informasi, dan diplomatik Tiongkok.
"Bersama dengan mitra internasional kami, kami sangat menganjurkan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan menentang segala upaya untuk mengubah status quo melalui kekerasan atau paksaan," tambah juru bicara itu. (ANI)