close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Foto: Pixabay
Peristiwa
Senin, 16 September 2024 11:15

Tentara Italia sampai harus menjaga rumah sakit dari amukan keluarga pasien

Kekurangan staf dan daftar tunggu yang panjang adalah alasan utama di balik frustrasi pasien terhadap petugas kesehatan.
swipe

Tentara Italia akan menjaga staf medis di sebuah rumah sakit di wilayah selatan Calabria mulai Senin (17/9). Langkah ini diambil setelah serangkaian serangan kekerasan terhadap dokter dan perawat oleh pasien dan kerabat yang marah di seluruh Italia.

Media lokal melaporkan bahwa Prefek (pegawai pemerintah jabatan tinggi di Italia) Paolo Giovanni Grieco menyetujui rencana untuk memperkuat layanan pengawasan yang sudah dioperasikan oleh tentara terhadap target-target sensitif di kota Vibo Valentia di Calabria, termasuk rumah sakit.

Serangan baru-baru ini terhadap pekerja perawatan kesehatan sangat sering terjadi di Italia selatan, yang mendorong serikat dokter nasional untuk meminta agar tentara dikerahkan guna memastikan keselamatan staf medis.

Titik baliknya adalah serangan di rumah sakit Policlinico di kota selatan Foggia pada awal September. Sekelompok sekitar 50 kerabat dan teman dari seorang wanita berusia 23 tahun — yang meninggal selama operasi darurat — mengubah kesedihan dan kemarahan mereka menjadi kekerasan, menyerang staf rumah sakit.

Rekaman video, yang beredar luas di media sosial, menunjukkan dokter dan perawat bersembunyi di sebuah ruangan untuk menghindari serangan. Beberapa dari mereka dipukul dan terluka. Direktur rumah sakit mengancam akan menutup ruang gawat daruratnya setelah mengecam tiga serangan serupa dalam waktu kurang dari seminggu.

Dengan lebih dari 16.000 kasus serangan fisik dan verbal yang dilaporkan di seluruh negeri pada tahun 2023 saja, dokter dan perawat Italia telah menyerukan tindakan drastis.

“Kami belum pernah melihat tingkat agresi seperti itu dalam dekade terakhir,” kata Antonio De Palma, presiden serikat Nursing Up, yang menekankan perlunya tindakan yang mendesak.

“Kami sekarang berada pada titik di mana mempertimbangkan perlindungan militer di rumah sakit bukan lagi ide yang tidak masuk akal. Kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” katanya.

Federasi Masyarakat Medis-Ilmiah Italia juga telah mengusulkan tindakan yang lebih berat bagi para pelanggar, seperti menangguhkan akses ke perawatan medis gratis selama tiga tahun bagi siapa saja yang menyerang petugas kesehatan atau merusak fasilitas rumah sakit.

Kekurangan staf dan daftar tunggu yang panjang adalah alasan utama di balik frustrasi pasien terhadap petugas kesehatan.

Menurut serikat dokter terbesar di Italia, hampir setengah dari posisi dokter gawat darurat masih kosong hingga tahun 2022. Para dokter mengeluhkan bahwa undang-undang Italia telah membuat upah tetap rendah, yang menyebabkan staf rumah sakit bekerja berlebihan dan kelelahan.

Masalah ini semakin diperparah oleh pandemi COVID-19, yang telah mendorong banyak tenaga kesehatan meninggalkan Italia untuk mencari peluang yang lebih baik di luar negeri.

Pada tahun 2023, Italia kekurangan sekitar 30.000 dokter, dan antara tahun 2010 dan 2020, negara tersebut mengalami penutupan 111 rumah sakit dan 113 ruang gawat darurat, menurut data dari forum khusus.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan