Thailand mengatakan bahwa mereka sangat prihatin atas perang Israel yang kembali terjadi di Gaza. Negeri Gajah Putih itu pun menyerukan penghentian permusuhan.
“Thailand sangat prihatin dan kecewa atas kembalinya permusuhan di Jalur Gaza sejak 18 Maret 2025, yang mengakibatkan banyaknya korban sipil tak berdosa, cedera, dan kerusakan parah pada infrastruktur penting dan fasilitas umum,” kata pernyataan dari Kementerian Luar Negeri.
Bangkok mendesak semua pihak untuk menahan diri sepenuhnya, menghentikan permusuhan, dan melanjutkan negosiasi untuk melaksanakan gencatan senjata dan perjanjian penyanderaan, sembari juga menyerukan fasilitasi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Kementerian Luar Negeri Thailand juga menyerukan pembebasan sandera yang tersisa di Jalur Gaza sesegera mungkin, khususnya satu warga negara Thailand, dan juga pemulangan jenazah dua warga negara Thailand.
Lebih dari 700 warga Palestina tewas dan lebih dari 900 lainnya cedera dalam serangan udara Israel di Gaza sejak Selasa, yang menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang telah berlangsung sejak Januari.
Hampir 50.000 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 112.000 lainnya cedera dalam serangan militer Israel di Gaza sejak Oktober 2023.
November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.(aa)