Presiden AS Donald Trump sesumbar akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia jika presidennya, Vladimir Putin, menolak untuk berunding tentang mengakhiri perang di Ukraina.
Trump tidak memberikan perincian tentang kemungkinan sanksi tambahan. Amerika Serikat telah memberikan sanksi berat kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina pada bulan Februari 2022.
Trump mengatakan pemerintahannya juga sedang mempertimbangkan masalah pengiriman senjata ke Ukraina, seraya menambahkan pandangannya bahwa Uni Eropa seharusnya berbuat lebih banyak untuk mendukung Ukraina.
"Kami sedang berbicara dengan (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelenskyy, kami akan segera berbicara dengan Presiden Putin," kata Trump. "Kami akan membahasnya."
Trump mengatakan bahwa ia telah mendesak Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam seruannya untuk campur tangan guna menghentikan perang Ukraina.
"Ia belum berbuat banyak dalam hal itu. Ia memiliki banyak ... kekuasaan, seperti kami memiliki banyak kekuasaan. Saya berkata, 'Anda harus menyelesaikannya.' Kami memang membahasnya."
Sementara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyerukan pengerahan setidaknya 200.000 pasukan penjaga perdamaian Eropa sebagai langkah utama untuk mencegah agresi Rusia di masa mendatang.
Berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Zelensky menekankan bahwa jaminan keamanan yang kuat akan menjadi krusial setelah perjanjian gencatan senjata, dan pasukan penjaga perdamaian yang signifikan akan menjadi bagian penting dari langkah-langkah ini.
Presiden menguraikan perbedaan dalam kemampuan militer, dengan mencatat bahwa Rusia dapat mengerahkan 1,5 juta tentara, dibandingkan dengan 800.000 tentara Ukraina. Ia menyoroti bahwa 200.000 pasukan penjaga perdamaian akan menjadi kekuatan minimum yang dibutuhkan untuk mencegah invasi lain, dan menekankan bahwa jumlah yang kurang dari itu tidak akan cukup. Angka ini, jelasnya, merupakan komitmen signifikan dari negara-negara Eropa dan kira-kira setara dengan ukuran Angkatan Bersenjata Prancis.
Dalam pidatonya, Zelensky menggarisbawahi pentingnya Eropa mengambil tanggung jawab yang lebih besar atas keamanannya dan meningkatkan perannya sebagai sekutu yang kuat dan cakap bagi Amerika Serikat. Ia mendukung seruan terkini Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan anggaran pertahanan sekutu NATO hingga 5% dari PDB, dengan menekankan bahwa keamanan adalah investasi, bukan pengeluaran.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyuarakan sentimen serupa dalam pidatonya, memperingatkan risiko persaingan ekonomi yang berubah menjadi "perlombaan global menuju kehancuran" melalui berbagai langkah seperti sanksi dan tarif.
Zelensky juga mencatat bahwa Trump telah menyatakan niat untuk merundingkan akhir perang di Ukraina dan berupaya mengatur pembicaraan yang melibatkan Presiden Rusia Vladimir Putin. Meskipun ada berbagai upaya ini, Zelensky mengesampingkan tuntutan Moskow untuk mengurangi jumlah militer Ukraina sebagai prasyarat perdamaian, dengan menekankan bahwa keamanan negara tidak dapat dikompromikan.
Seruan pemimpin Ukraina untuk pasukan penjaga perdamaian muncul di tengah diskusi yang sedang berlangsung tentang pencapaian stabilitas jangka panjang di kawasan tersebut. Ia menegaskan kembali pentingnya jaminan keamanan yang dapat diandalkan tidak hanya untuk Ukraina tetapi juga untuk benua Eropa yang lebih luas, mendesak negara-negara Eropa untuk berkomitmen pada berbagai langkah yang memastikan keamanan kolektif.(indiatoday,novitie)