Ukraina mengisyaratkan kesiapannya untuk menerima usulan AS untuk "gencatan senjata sementara selama 30 hari". Pernyataan itu diungkap dalam pernyataan bersama usai pembicaraan dengan delegasi AS di Jeddah, Arab Saudi
Pernyataan yang dikeluarkan setelah berjam-jam konsultasi antara pejabat senior dari kedua negara, mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang dengan kesepakatan bersama. Ditambahkan bahwa "Amerika Serikat akan mengomunikasikan kepada Rusia bahwa timbal balik Rusia adalah kunci untuk mencapai perdamaian."
Pernyataan itu juga menyebut bahwa Washington telah setuju untuk segera mencabut jeda pembagian intelijen dan melanjutkan bantuan keamanan ke Ukraina. Kedua belah pihak juga membahas pentingnya upaya bantuan kemanusiaan, khususnya selama periode gencatan senjata.
Para negosiator juga setuju untuk menunjuk tim untuk memulai pembicaraan yang bertujuan mencapai perdamaian abadi. Amerika Serikat menegaskan kembali komitmennya untuk melibatkan perwakilan Rusia, sementara Ukraina menekankan perlunya mitra Eropa untuk terlibat dalam proses tersebut, kata pernyataan itu.
Selain itu, kedua pemimpin negara sepakat untuk menuntaskan "secepatnya perjanjian komprehensif untuk mengembangkan sumber daya mineral penting Ukraina guna memperluas ekonomi Ukraina," tambahnya.
Pengumuman tersebut menyusul pertemuan tingkat tinggi yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz.
Delegasi Ukraina termasuk Kepala Staf Presiden Volodymyr Zelensky Andriy Yermak, Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha, Menteri Pertahanan Rustem Umerov, dan lainnya. Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan Al Saud dan Penasihat Keamanan Nasional Musaed bin Muhammad Al-Aiban juga ikut serta dalam diskusi tersebut.
Pada konferensi pers setelah pembicaraan, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyuarakan harapan bahwa Rusia akan menerima usulan gencatan senjata sementara dengan Ukraina.
Ia mengatakan komitmen Ukraina akan "disampaikan kepada mereka secara langsung melalui berbagai saluran.
"Bola ada di tangan mereka," kata Rubio, seraya mencatat bahwa jika Kremlin menolak usulan tersebut, "maka kita, sayangnya, akan tahu apa hambatan bagi perdamaian di sini."
Zelensky menggambarkan pertemuan itu sebagai "baik dan konstruktif" di platform media sosial X. "Jika Rusia setuju, gencatan senjata akan segera berlaku," kata Zelensky.
Presiden AS Donald Trump mengatakan ia berharap untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin akhir minggu ini dan berharap Rusia juga menyetujui persyaratannya.
Ketika ditanya seberapa dekat menurutnya Ukraina dan Rusia untuk mencapai gencatan senjata total, Trump berkata, "Saya harap itu akan terjadi dalam beberapa hari ke depan."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada kantor berita pemerintah Rusia, "Kami tidak mengesampingkan kontak dengan perwakilan AS dalam beberapa hari ke depan."
Menurut laporan media Rusia, Dmitry Peskov, sekretaris pers untuk Putin, mengatakan Moskow mengharapkan Washington untuk menginformasikan tentang pembicaraan dengan Ukraina. Mereka menekankan bahwa tidak boleh ada perayaan yang terlalu dini.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada X bahwa Uni Eropa menyambut baik perundingan AS-Ukraina di Jeddah, termasuk usulan gencatan senjata dan dimulainya kembali pembagian intelijen dan bantuan keamanan AS.
Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta para kepala militer Eropa dan NATO untuk menyusun rencana untuk menetapkan jaminan keamanan yang kredibel bagi Ukraina saat negosiasi perdamaian dipercepat.(china.org)