close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Peter Stano. Foto Irna
icon caption
Peter Stano. Foto Irna
Peristiwa
Rabu, 31 Juli 2024 22:13

Uni Eropa kecam pembunuhan di luar hukum terhadap Haniyeh

Komite Perlawanan di Palestina dan Brigade Salah al-Din berduka atas kematian Haniyeh, berjanji untuk melanjutkan perlawanan.
swipe

Uni Eropa mengatakan bahwa mereka menolak pembunuhan di luar proses hukum. Pernyataan ini merujuk pada aksi pembunuhan terhadap pemimpin politik gerakan perlawanan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran.

Dalam wawancara eksklusif dengan IRNA pada hari Rabu, Juru Bicara Utama Komisi Eropa untuk urusan luar negeri dan kebijakan keamanan Peter Stano mengatakan bahwa UE mengikuti dengan cermat laporan tentang pembunuhan Haniyeh di Teheran.

“Uni Eropa mempunyai prinsip yang menolak pembunuhan di luar hukum dan mendukung supremasi hukum, termasuk peradilan pidana internasional,” kata Stano.

Haniyeh, yang menjabat sebagai kepala biro politik Hamas, dibunuh bersama salah satu pengawalnya di akomodasi mereka di Teheran pada Rabu pagi.

Pejabat senior Palestina berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden baru terpilih Masoud Pezeshkian pada Selasa sore.

Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut, dan pihak berwenang mengatakan mereka pasti akan menanggapi tindakan tersebut.

Stano mengatakan bahwa UE berupaya meredakan ketegangan di kawasan setelah pembunuhan tersebut.

“Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin dan menghindari eskalasi lebih lanjut. Tidak ada satu negara pun yang dapat memperoleh manfaat dari eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah,” katanya.

Sementara itu reaksi Palestina, Arab, dan internasional yang mengutuk pembunuhan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran terus mengalir. Mereka memperingatkan dampak regional atas peristiwa itu.

Brigade Qassam, sayap militer Hamas, berduka atas kematian Haniyeh, bersumpah untuk membalas dendam terhadap musuh Zionis.

Dewan Legislatif Palestina mengutuk pembunuhan itu, menyatakannya sebagai kejahatan baru oleh musuh Zionis dan menegaskan bahwa perlawanan hanya akan tumbuh lebih kuat.

Brigade Syuhada Al-Aqsa memuji peran Haniyeh, menekankan bahwa pembunuhannya akan memperkuat perlawanan Palestina.

Gerakan Mujahidin Palestina menyalahkan AS atas pembunuhan itu, menyerukan pemberontakan yang komprehensif.

Komite Perlawanan di Palestina dan Brigade Salah al-Din berduka atas kematian Haniyeh, berjanji untuk melanjutkan perlawanan.

Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina menyoroti peran Haniyeh dalam perlawanan dan persatuan, menjanjikan kelanjutan perjuangan mereka.

Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengutuk pembunuhan tersebut, memperingatkan bahaya meluasnya konflik. Oman, Mesir, dan Irak mengutuk pembunuhan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan mendesak intervensi global. Negara-negara itu memperingatkan adanya konfrontasi regional dan menyerukan tindakan internasional untuk menghentikan eskalasi, mengutuk pembunuhan tersebut sebagai ancaman terhadap keamanan regional.

Sementara Malaysia, Pakistan, Rusia, dan Taliban Afghanistan menyebut pembunuhan tersebut sebagai tindakan tercela yang bertujuan menggagalkan perundingan damai dan menyatakan keprihatinan atas tindakan Israel. Negara-negara itu juga memperingatkan adanya destabilisasi dan menggambarkan pembunuhan tersebut sebagai kerugian besar serta memperingatkan meningkatnya ketidakstabilan regional.

Reaksi-reaksi ini menggarisbawahi kecaman luas atas pembunuhan Haniyeh dan potensi meningkatnya ketegangan regional.(irna,saba)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan