Salah satu sosok yang mendapat sorotan khusus dalam kemenangan 2-0 Indonesia atas Arab Saudi adalah Calvin Verdonk. Jasanya saat terlibat dalam proses gol kedua membuat banyak orang kagum atas energi yang ia tunjukkan.
Gol kedua Indonesia yang terjadi Stadion Gelora Bung Karno pada 19 November itu bermula dari umpan Ragnar Oratmangoen dari dalam kotak penalti ke sisi kanan jalur serangan Indonesia. Marselino yang menerima umpan itu kemudian membagi bola daerah kepada Verdonk yang kemudian adu lari dengan Saud Abdulhamid hingga ke kotak penalti dan memberi assist kepada Marselino sehingga gol kedua pun terjadi.
Selanjutnya, panggung selebrasi milik Marselino. Ia berlari ke sudut lapangan dan duduk di kursi yang awalnya ditempati bocah pemungut bola. Momen itu pun menjadi viral, dan dianggap selebrasi yang ikonik.
Di balik momen ikonik Marselino itu, Verdonk juga punya cerita sendiri. Ia membagikannya di podcast The Haye Waye, Sabtu (7/12).
Di podcast itu, Neal Petersen, sebagai pewawancara mengungkit proses terjadinya gol kedua tersebut. Ia merasa heran kenapa Verdonk yang merupakan seorang bek kiri, namun dalam skema serangan itu tiba-tiba berada di sisi kanan.
"Saya orang pertama (berbaris menghadang) ketika mereka mendapatkan tendangan bebas. Itu sebabnya saya sedikit berada di sisi kanan," kata Verdonk.
"Saya kira bola (dari Ragnar) itu menuju ke arah saya, saya tidak melihat Lino, dan saya pikir hanya berlari ke depan dan melihat apa yang terjadi," imbuh dia.
Yang menarik adalah pengakuannya tentang apa yang ia lakukan di momen selebrasi membuat Thom Haye dan Neal Petersen yang berbincang dengannya tertawa.
"Saat selebrasi kamu di mana?" tanya Neal Petersen.
"Pertama saya lari ke sudut, kemudian saya berlari dan mengambil air," jawaban Verdonk. Haye dan Petersen spontan tergelak mendengarnya. "Saya bisa membayangkannya," kata Petersen yang pada awalnya mengungkit tentang bagaimana Verdonk berlari sekuat tenaga dalam proses gol itu.
Verdonk salah satu pemain diaspora yang menunjukkan penampilan yang konsisten. Ia sangat kokoh dalam bertahan dan juga agresif membantu penyerangan. Itu sebabnya, ia tak tergantikan di mata pelatih Shin Tae-yong.
Thom Haye yang beberapa kali menghadapi Verdonk sebagai lawan di level klub di Liga Belanda juga mengakui ketangguhan pemain berdarah Aceh ini. "Hari yang buruk (ketika menghadapi Calvin di lapangan). Masalahnya dia juga selalu kembali (dari menyerang ke bertahan). Jadi terkadang itu lucu. Anda pikir Anda melewatinya. Tetapi kemudian dia seperti 'saya ada lagi'," papar Thom Haye.
Neal Petersen kemudian maju ke topik tentang awal mula Verdonk bergabung dengan timnas Indonesia. Bagi Neal, Verdonk adalah salah satu pemain yang dengan bangga berseragam Merah-Putih. Itu terlihat dengan bagaimana ia tampil dengan sepenuh hati untuk timnas, terlebih ketika ia tetap berlari berusaha membantu pertahanan meski terpincang-pincang di ujung laga.
Tidak hanya saat bermain, dalam sejumlah wawancara Verdonk juga menunjukkan kesungguhannya membela timnas. Hal-hal itu membuat Verdonk cukup populer bagi fans Garuda.
"Apa reaksi pertama Anda ketika ditelepon untuk diminta bergabung dengan timnas Indonesia."
"Saya langsung menjawab 'ya'. Tanpa berpikir lagi," aku Verdonk. "Ya saya juga, saya tidak pikir-pikir lagi," timpal Haye.
"Karena saya merasa sepak bola sedang berkembang di sana. Saya pikir Thom ada di sana dan lebih banyak pemain, jadi pilihannya lebih mudah bagi saya," sambung Verdonk.