close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Foto: Pixabay
Peristiwa
Kamis, 14 November 2024 11:35

Serangan kebebasan berbicara, Vietnam perketat kontrol pengguna medsos

Yang lain, termasuk Phil Robertson, direktur Asia Human Rights and Labour Advocates, berkomentar lebih pedas.
swipe

Vietnam memperketat kontrol atas unggahan di situs internet global seperti YouTube. Langkah baru ini menimbulkan kekhawatiran tentang meningkatnya penggunaan hukum untuk menindak kebebasan berekspresi.

Pemerintah mengeluarkan dekrit tentang pengelolaan, penyediaan, dan penggunaan internet dan informasi daring pada 9 November, yang menetapkan bahwa operator media sosial lintas batas seperti Facebook milik Meta dan Google milik Alphabet harus mengautentikasi akun dengan mengharuskan pengguna Vietnam untuk memberikan nomor telepon seluler atau nomor identifikasi pribadi.

Pengguna memiliki waktu 90 hari untuk mematuhi, setelah itu mereka tidak akan dapat mengunggah cerita, berkomentar, berbagi, atau melakukan streaming langsung di jejaring sosial.

Dekrit tersebut juga mengharuskan bisnis yang menyediakan informasi lintas batas untuk memberikan rincian tentang pengguna Vietnam kepada Kementerian Informasi dan Komunikasi, Kementerian Keamanan Publik, dan otoritas terkait lainnya atas permintaan tertulis.

Radio Free Asia mengirim email ke Google, bersama dengan Meta dan perwakilan media Facebook-nya di Vietnam untuk menanyakan tentang peraturan baru tersebut tetapi tidak segera menerima tanggapan.

Seorang pengacara yang berkantor di Hanoi, yang tidak ingin disebutkan identitasnya karena alasan keamanan, mengatakan kepada RFA bahwa peraturan baru tersebut akan membatasi kebebasan berekspresi dalam kasus-kasus di mana pengguna ingin tetap anonim karena isu-isu politik yang "sensitif".

Penyair dan jurnalis Hoang Hung mengatakan bahwa ia khawatir tentang pemberian wewenang kepada Kementerian Informasi dan Komunikasi untuk menentukan konten apa yang melanggar peraturannya, tanpa mengizinkan perusahaan internet dan pengguna untuk mengajukan arbitrase pengadilan.

Yang lain, termasuk Phil Robertson, direktur Asia Human Rights and Labour Advocates, berkomentar lebih pedas.

"Ini adalah serangan terang-terangan terhadap kebebasan berbicara orang Vietnam yang menggunakan Internet," katanya kepada RFA. "Ini sekali lagi menunjukkan bahwa Internet Vietnam menjadi semakin tidak bebas dan mendekati situasi di Tiongkok."(rfa)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan