Ribuan orang berkumpul di kota terbesar kedua di Serbia, Novi Sad, pada hari Selasa (5/10). Mereka menyuarakan protes terhadap para pejabat pemerintah setelah tenda beton di stasiun kereta api runtuh dan menewaskan 14 orang pada pekan lalu.
Para pengunjuk rasa menuntut pertanggungjawaban dari para pejabat dan berusaha berbaris ke stasiun kereta api tetapi dihentikan oleh polisi.
Para pengunjuk rasa yang marah kemudian melemparkan suar, cat merah, dan air limbah ke gedung Balai Kota.
Polisi menanggapi dengan tabung gas air mata dan menangkap mantan presiden kotamadya Indija dan Goran Jesic, mantan wakil presiden wilayah utara Vojvodina.
Para demonstran menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Milos Vucevic, yang merupakan wali kota Novi Sad hingga 2022, dan Wali Kota Novi Sad Milan Duric.
Mereka juga menuntut penangkapan, pengadilan, dan hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab atas kecelakaan itu.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan negara telah mengambil semua tindakan untuk memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas tragedi itu dihukum.
"Kami akan melakukan itu. Tidak seorang pun akan lolos begitu saja setelah melakukan kesalahan, tidak peduli seberapa dekatnya mereka dengan pemerintah,” kata Vucic.
Menteri Dalam Negeri Ivica Dacic mengatakan bahwa pada unjuk rasa di Novi Sad, yang tidak terdaftar sebagaimana diharuskan oleh hukum, terjadi pelanggaran serius terhadap ketertiban umum dan perdamaian, serangan dan perusakan bangunan, membahayakan properti dan serangan terhadap polisi, dan di atas segalanya, kerusakan reputasi Serbia terkait dengan bendera nasional.
"Anggota polisi menunjukkan pengekangan dan hanya bereaksi jika diperlukan untuk menangkal serangan," kata Dacic.
"Semua pelaku kekerasan dan pelaku tindak pidana dan pelanggaran ringan akan ditahan dan tuntutan pidana dan pelanggaran ringan akan diajukan terhadap mereka,” tambahnya.
Pada hari Minggu, para pengunjuk rasa berkumpul di ibu kota Beograd untuk menuntut pengunduran diri Menteri Konstruksi, Transportasi, dan Infrastruktur Goran Vesic.
Vesic mengajukan pengunduran dirinya kepada perdana menteri setelah demonstrasi.
Setidaknya 14 orang tewas dan tiga orang terluka akibat insiden pada 1 November tersebut.
Polisi memeriksa setidaknya 40 orang terkait insiden tersebut setelah timbul kecurigaan adanya kelalaian dalam pekerjaan perbaikan yang dilakukan di stasiun kereta api tersebut pada tahun 2021.(AA)