Muhammad Nur Arifin atau Cak Ipin berhasil mencatat sejarah. Pada usia 25 tahun dia berhasil menjadi wakil bupati Trenggalek, Jawa Timur. Saat itu, Cak Ipin mendampingi Emil Dardak.
Atas pencapaiannya tersebut, Cak Ipin mendapatkan rekor MURI sebagai wakil bupati termuda.
Kemudian, saat usianya 28 tahun, Cak Ipin mendapatkan kepercayaan sebagai bupati Trenggalek. Dia pun dinobatkan sebagai bupati termuda.
Cak Ipin menjelaskan, keputusannya untuk menjadi seorang bupati karena dia ingin menjadi seorang anak muda yang gentlemen. Tidak hanya sekadar anak muda yang mampu mengkritik tanpa memberikan solusi.
"Kok sekarang (saya) lihat banyak sebenarnya anak muda yang sudah menjadi pengamat politik yang andal. Sedikit-sedikit menyalahkan pemerintah. Sedikit-sedikit mengutip ekonomi sedang sulit dan segala macam," katanya dalam Forum Pemuda 2018 yang digelar di Graha Niaga Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (27/10).
Menurutnya, anak muda yang gentleman tidak hanya menyerahkan persoalan ke pemerintah.
"Maka itu, saya ingin menjadi anak muda yang gentle. Kalau anak muda bisa mengkritik pemerintah, kenapa (tidak bisa pula) masuk ke dalam pemerintahan itu sendiri," tegasnya.
Berasal dari keluarga tukang becak
Cak Ipin merupakan anak pertama yang lahir dari seorang ayah yang bekerja sebagai tukang becak dan ibu seorang pembantu rumah tangga.
Dia mengaku keluarganya bukanlah orang yang berada. Saat menikahi ibunya, ayahnya tidak memiliki pekerjaan.
Ayahnya berasal dari Trenggalek, yang berbatasan dengan Pacitan. Saat itu, kata dia, desanya merupakan salah satu desa paling tertinggal di Jawa Timur.
"Alhamdulilah sekarang sudah keluar dari keterbelakangan. Tetapi, kemiskinannya masih di atas rata-rata provinsi dan nasional. Jadi, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan," ungkapnya.
Ayah merantau ke Surabaya dan menjadi tukang becak disana. Sementara ibunya, menjadi seorang pembantu rumah tangga.
Di usianya yang ke-17 tahun, ayahnya meninggal. Ada kata-kata sang ayah yang paling diingat Cak Ipin, yakni untuk segera pulang ke kampung halaman karena situasi masyarakat yang susah.
"Maka, saya tidak menunggu menjadi spesial dulu untuk menjadi seperti ini," jelasnya.