PDI-Perjuangan (PDI-P) resmi mengusung Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini sebagai kandidat gubernur di Pilgub Jawa Timur 2024. Risma diduetkan dengan KH Zahrul Azhar Asumta atau yang akrab disapa Gus Hans. Baru berusia 48 tahun, Gus Hans saat ini masih tercatat sebagai kader Golkar.
Ketua DPD PDI-P Jawa Timur, Said Abdullah mengatakan pasangan Risma-Gus Hans saling melengkapi. Risma, misalnya, bisa dikata mewakili kaum nasionalis karena berjubah PDI-P, sedangkan Gus Hans merepresentasikan kalangan santri.
"Bu Risma mewakili kaum perempuan, dan Gus Han mewakili anak muda. Bu Risma representasi dari figur berpengalaman panjang dalam karier jabatan publik, dan Gus Hans mewakili intelektualitas,” kata Said dalam sebuah siaran pers yang diterima Alinea.id, Kamis (29/8).
Dengan kehadiran Risma, maka ada tiga cagub dari kalangan perempuan yang maju di Pilgub Jatim. Berstatus sebagai petahana, Khofifah Indar Parawansa sudah mengantongi surat rekomendasi dari semua parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM), yakni Gerindra, Golkar, dan Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Khofifah kembali berduet dengan Emil Dardak di Pilgub Jatim. Di luar KIM, pasangan Khofifah Emil juga mendapatkan dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, dan sejumlah parpol nonparlemen.
Adapun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memilih tak bergabung dengan KIM usai mengusung kadernya sendiri, Luluk Nur Hamidah. Perempuan kelahiran 25 Juni 1971 itu diduetkan dengan Lukmanul Khakim yang juga kader PKB. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sudah lama dikenal tak akrab dengan Khofifah.
Analis politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Iskandar Dzulkarnain mengatakan pertarungan politik para politikus perempuan di Pilgub Jatim bakal menarik untuk dicermati. Apalagi, Jatim dikenal sebagai "gudangnya" pondok pesantren dan kental dengan budaya patriarkinya.
"Munculnya tokoh-tokoh agama perempuan 'nyai' untuk masuk ke ranah publik menjadi energi positif untuk memotret keterlibatan perempuan dalam politik praktis di Jawa Timur meskipun sebenarnya kepemimpinan kepala desa perempuan di Jawa Timur sudah banyak," ucap Iskandar kepada Alinea.id, Rabu (28/8).
Sebagai petahana, menurut Iskandar, Khofifah yang didukung koalisi besar saat ini paling potensial memenangi kontestasi politik. Risma jadi penantang serius Khofifah lantaran punya segudang pengalaman di jalur birokrasi dan pemerintahan. Adapun Luluk unggul pada mesin politik.
"Risma dengan pengalaman dan tangan dinginnya membangun Kota Surabaya menjadi kota metropolis, termasuk saat menutup (daerah) prostitusi terbesar di Asia, akan menjadi penantang utama bagi Khofifah. Belum lagi termasuk kesuksesannya menjadi Menteri Sosial yang merakyat," ucap Iskandar.
Berbasis hasil Pileg 2024, PKB jadi penguasa DPRD Jatim dengan raihan 27 kursi, diekor PDI-P dan Gerindra yang masing-masing meraih 21 kursi. Di papan tengah, ada Golkar dengan raihan (15 kursi), Partai Demokrat (11 kursi) Partai Amanat Nasional (5 kursi), dan Partai Keadilan Sejahtera (5 kursi).
Iskandar memprediksi Pilgub Jatim 2024 bakal berlangsung dua putaran. Khofifah dan Risma diyakini bakal lolos ke putaran kedua sedangkan Luluk tersingkir di putaran pertama. "Siapa yang bisa mengambil suara Luluk di putaran pertama akan menjadi pemenang di putaran kedua nantinya," imbuh Iskandar.
Analis politik dari Universitas Brawijaya (Unibraw) George Towar Ikbal Tawakkal menduga pasangan yang diusung PKB sengaja dimunculkan untuk memecah suara di Pilgub Jatim. Menurut dia, Luluk bakal sulit mengalahkan Khofifah dan Risma.
"Saya kira PKB paham itu (bahwa Luluk sulit menang di Pilgub Jatim)," ucap Ikbal kepada Alinea.id, Rabu (28/8).
Ikbal menduga ada kerja sama politik antara PKB dan PDI-P di Pilgub Jatim. Tujuannya tak lain untuk menumbangkan dominasi Khofifah.
"Untuk menjawab itu, bisa dilacak dari kemungkinan suara mana yang berpotensi berkurang dengan hadirnya pasangan Luluk... Kemungkinan suara Khofifah yang berkurang," ucap Ikbal.