Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan, pernyataan KSP Moeldoko yang menerima pinangan sebagai ketua umum partai versi KLB Deli Serdang, untuk menyelamatkan partai lantaran ada perang ideologis, merupakan bentuk mendiskreditkan Partai Demokrat.
AHY menegaskan, ideologis Partai Demokrat, yakni Pancasila. Partai berlambang mercy itu juga menegaskan menjunjung tinggi kebhinekaan dan plularisme.
"Ini final. Harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. KSP Moeldoko harus menjelaskan apa yang dimaksud tarikan ideologis di Partai Demokrat," ujar AHY, saat konfrensi pers yang disiarkan secara virtual, Senin (29/3).
Jika yang dimaksud Moeldoko ialah radikalisme, Partai Demokrat justru memiliki azas nasionalis religius yang menolak ideologi tersebut tumbuh kembang di Indonesia. Dia memastikan, tidak ada ruang bagi ideologi radikal, baik kiri maupun kanan di partainya.
"Partai Demokrat juga konsisten lantang menolak eksploitasi politik identitas. Termasuk upaya untuk membenturkan antara Pancasila dengan agama tertentu yang itu semua akan memecah belah bangsa," ujar dia.
Untuk itu, AHY mendesak Moeldoko bertanggung jawab atas tudingan ideologis itu. Pasalnya, pernyataan tersebut menyakiti perasaan para penggagas, pendiri dan seluruh kader, serta simpatisan Partai Demokrat.
"Tentu saja, kami tidak bisa menerima segala bentuk upaya pembusukan terhadap integritas, prinsip, dan nilai-nilai yang Partai Demokrat perjuangkan selama ini," kata AHY.
"Kami juga patut bertanya, apa sebenarnya ideologi yang dianut oleh KSP Moeldoko? Apakah ideologi yang sifatnya memecah belah melalui fitnah keji yang tidak bertanggung jawab? Tolong dijawab," tandasnya.
Sebelumnya, Moeldoko mengklaim didaulat untuk membenahi kekisruhan yang ada di tubuh Partai Demokrat. Hal itu dia sampaikan melalui unggahan video di akun Instagramnya @dr_Moeldoko. Pinangan itu juga diterima Moeldoko atas pertimbangan pertarungan ideologis yang menguat jelang tahun politik 2024.
Dia menilai pola itu akan menjadi penghalang tujuan Indonesai Emas 2024. Pertarungan ideologis itu, sambung Moeldoko, juga terjadi di internal Partai Demokrat.
"Ada kecenderungan tarikan ideologis di tubuh Partai Demokrat. Jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tetapi juga menyelamatkan bangsa dan negara. Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat," ujar Moeldoko.