close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Foto: Istimewa.
icon caption
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Foto: Istimewa.
Politik
Selasa, 17 Mei 2022 10:18

Alasan Gatot Nurmantyo tolak tawaran Din Syamsuddin gabung Partai Pelita

Partai Pelita didirikan bukan untuk kepentingan taktis sebagai kendaraan mencalonkan diri sebagai presiden di Pemilu 2024.
swipe

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menolak tawaran  Din Syamsuddin untuk bergabung ke dalam kepengurusan Partai Pelita. Gatot mengaku masih ingin tetap fokus di organisasi yang ia besut bersama Din Syamsuddin yakni Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

"Saya tidak berpartai ya terima kasih biar saya, di KAMI saja," kata Gatot kepada wartawan, Selasa (17/5).

"Pak Din mengajak saya tetapi biar Pak Din berjuang di partai saya tidak di partai, itu sama-sama saja tujuannya," sambungnya.

Gatot berharap Partai Pelita ke depannya semakin maju dan mencapai visi-misi kebangsaannya yang berkemajuan. Namun ia menyatakan belum ingin untuk berpartai dan bergabung dengan Partai Pelita.

"Saya pikir partai pelita diawaki oleh Pak Din dan Bang Beni Pramula dan yang lainnya berpeluang untuk maju. Saya tidak berpartai ya. Terima kasih saya hormati," kata dia.

Menurut Gatot, selain Partai Pelita, sejauh ini belum ada tawaran kepada dirinya untuk mengajak gabung di partai politik. "Belum ada!," pungkas Gatot.

Diketahui, DPP Partai Pelita menggelar acara rapat kerja nasional (Rakernas) pertama di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, pada Senin (16/5).

Acara Rakernas I DPP Partai Pelita ini turut dihadiri sejumlah tokoh nasional antara lain Wagub DKI Jakarta Riza Patria, Peneliti Senior LIPI Prof Siti Zuhro, Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Rocky Gerung.

Kemudian, ekskomisioner KPU RI Chusnul Mariyah, Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan seluruh jajaran pengurus DPW Partai Pelita se-Indonesia.

Menurut Ketua Majelis Permusyawaratan Partai (MPP) Partai Pelita, Din Syamsuddin, Partai Pelita didirikan bukan untuk kepentingan taktis sebagai kendaraan mencalonkan diri sebagai presiden di Pemilu 2024.

"Menggerakkan Partai Pelita ini, saya niatkan bukan untuk target jadi presiden," ujar Din dalam konferensi pers, Senin.

Din juga mengaku tidak memiliki hasrat untuk mencalonkan diri sebagai presiden di 2024. Ia lebih baik menjadi penasihat presiden dan menerapkan politik bukan sekadar tentang ambisi kekuasaan semata.

"Saya kira saya ini lebih tepat jadi penasehat presiden siapapun presidennya. Jadi, bukan partai ini sebagai alat untuk tujuan-tujuan seperti itu. Karena kami ingin menerapkan politik bukan untuk sekedar kekuasaan," katanya.

Menurutnya, Partai Pelita hadir sebagai alat perjuangan dan didukung oleh rakyat Indonesia agar generasi penerus bangsa mendapatkan kesempatan yang sama.

"Anak muda ingin menjadi anggota DPR RI, DPRD, eksekutif bupati, wali kota, gubernur, yang bila perlu menteri atau presiden ini nanti kita dorong," pungkas mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan