Ketua Majelis Syura Partai Ummat kembali mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk DPR dan elite politik di lingkaran Kepala Negara perihal wacana penundaan pemilu. Menurutnya, meski masyarakat terlihat cendrung diam, namun bukan berarti tidak melakukan perlawanan bila wacana tersebut diwujudkan.
"Pesan saya Pak Joko Widodo dan juga our presidents'men yang mengelilinginya, yang menyesatkan dan juga teman-teman DPR, tolong jangan pernah ditunda pemilu," kata Amien Rais di Asrama Pondok Haji, Jakarta Timur, Senin (13/2).
"Yang kedua, jangan menginjak-injak konstitusi karena rakyat sekarang itu tidak bodoh. Sekarang semua orang, dari abang becak sampai siapa pun itu sudah punya HP, bisa mengikuti apa yang terjadi. Jangan disangka mereka diam. Kalau mereka diam itu mungkin masih siap-siap. Begitu wacana ditunda apalagi mau direkayasa sidang MPR, sidang istimewa itu saya yakin masyarakat sipil akan bergerak," imbuhnya.
Oleh sebab itu, mantan Ketua MPR RI ini meminta Jokowi dan lingkarannya untuk mengentikan wacana tunda pemilu. "Berikan ke anak bangsa lain yang potensial yang punya integritas, punya wawasan, punya komitmen yang paham kemajuan negeri ini dan rekam jejaknya bagus. Kita sedang mencari capres yang ketika sudah jadi presiden pertama seperti presiden Filipina menjelang perang dunia kedua itu," tegas Amien Rais.
Menurut Amien Rais, wacana tunda pemilu yang bergulir saat ini merupakan sebuah kejahatan politik yang didesain oleh sejumlah elite yang punya ambisi dan rakus akan kekuasaan. Kendati demikian, mantan pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini tidak jelas menyebutkan aktor yang dimaksudnya.
Dia juga mengaku usaha menunda pemilu itu dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya melakukan musyawarah rakyat (musra) di berbagai kota-kota besar untuk mendukung Jokowi memimpin 5 tahun ke depan.
"Kemudian kita juga melihat aspirasi ini disayangkan. Mengapa semacam sikap politik yang demikian aib, demikian nggak terpuji yaitu teman-teman di DPRD, DPD, plus MPR tidak ada oposisi yang cukup nyaring menghentikan apa yang dikupas majalah Tempo yang diangkat ketum kita (Ketua Umum Partai Ummat)," tandasnya.