close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Politikus Partai Demokrat, Andi Arief. Foto: Ist
icon caption
Politikus Partai Demokrat, Andi Arief. Foto: Ist
Politik
Selasa, 05 Maret 2019 19:27

Andi Arief mundur dari Wasekjen Partai Demokrat

Permohonan pengunduran diri Andi Arief segera disampaikan kepada Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
swipe

Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat Rachland Nashidik, mengatakan politikus Andi Arief mengundurkan diri dari jabatannya di Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrat. Sama seperti Rachland Nashidik, Andi Arief diketahui selama ini menjabat sebagai wasekjen partai berlambang Mercy itu. Hal ini disampaikan Rachland usai menjenguk Andi di Gedung Direktorat Tindak Pidana Narkoba BNN.

“Andi Arief meminta saya menyampaikan kepada DPP Partai Demokrat permohonan pengunduran diri dari kepengurusan DPP Partai Demokrat,” kata Rachland di Gedung BNN Jakarta pada Selasa, (5/3).

Permohonan pengunduran diri Andi Arief segera disampaikan kepada Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Ia mengaku akan ada mekanisme lanjutan untuk memutuskan permohonan tersebut.

Menurut Rachland, yang menimpa Andi Arief merupakan kasus pribadi. Karena itu, pihaknya tak akan mencampuri proses hukumnya lantaran tidak mempunyai kewenangan apa pun dalam kasus yang menimpa Andi.

"Ini adalah kasus hukum. Jadi, yang berlaku di sini adalah pertanggungjawaban individual. Tetap dikatakan ini kasus pribadi. Dengan demikian, partai tidak punya keterkaitan apapun," ucapnya.

Selain itu, lanjut Rachland, Andi meminta kepadanya untuk menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas perbuatannya yang dianggap telah mengecewakan banyak pihak.

"Beliau meminta pada saya untuk menyampaikan pada publik permohonan maaf karena telah membuat begitu banyak kawan-kawan di luar. Kecewa atas terjadinya peristiwa ini," ucapnya.

Sementara itu, peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan kasus narkoba yang menjerat Andi Arief tak akan banyak memengaruhi pencalonan presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebaliknya, kasus tersebut dapat menurunkan elektabilitas Partai Demokrat di pemilihan legislatif 2019. 

“Imbasnya lebih banyak terkena ke partainya, karena dia lebih mengatasnamakan partai daripada pendukung pasangan calon Prabowo-Sandiaga. Masyarakat pun juga lebih banyak melihat sisi historisnya,” kata Ardian.

Menurut Ardian, kasus Andi Arief akan semakin buruk dampaknya jika Partai Demokrat tidak segera mencari pemecahan masalahnya. Apalagi suara Partai Demokrat turun sangat jatuh pasca kadernya banyak yang tersangkut korupsi pada Pilpres 2014.

“Partai Demokrat perlu energi baru untuk bisa reborn, karena yang kita tahu Partai Demokrat pada 2009 menang pemilu dengan suara 30% pada waktu itu. Tapi kemudian kadernya banyak tersangkut kasus korupsi. Jadi, pada 2014 suaranya merosot sampai 10%. Sekarang di survei mungkin sekitar 6%,” ujar Ardian.

img
Achmad Al Fiqri
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan