Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem, Taufik Basari, meminta seluruh pihak tidak berasumsi liar dalam sikapi aksi teror yang terjadi belakangan ini seperti menganggap hanya skenario atau settingan belaka. Menurutnya, siasat seperti itu hanya akan memberikan panggung bagi penebar kebencian.
"Bentuk dukungan ini dapat berupa memberikan panggung bagi pihak-pihak penyebar kebencian, memberikan tuduhan atau analisis bahwa peristiwa ini adalah settingan, dan sikap-sikap lainnya yang dapat menimbulkan persepsi pembenaran atas tindakan-tindakan seperti ini," ujar Taufik, saat dihubungi, Kamis (1/4).
Di samping itu, Taufik menilai Polri harus melakukan langkah penanganan segera untuk meyakinkan publik bahwa kinerjanya dapat diandalkan dan masyarakat mendapatkan perlindungan dari negara. Dengan maraknya aksi teror, politikus Partai NasDem ini menilai, kinerja Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menggelar program deradikalisasi perlu dievaluasi.
"Kita harus lakukan evaluasi terhadap upaya deradikalisasi yang dilakukan BNPT, apa saja kekurangannya dan perbaikan apa yang harus dilakukan," papar Taufik.
Lebih lanjut, Taufik mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak lengah dalam beberapa waktu terakhir ini seiring meningkatnya aksi terorisme. Hanya saja, kewaspadaan itu tidak perlu diiringi rasa panik dan takut. "Karena itu yang diinginkan oleh para teroris," ucapnya.
Terkait aksi teror di Mabes Polri, Taufik mengajak publik untuk bersabar, sembari Polri merampungkan proses pengusutan terhadap insiden oenembakan Rabu (31/3) sore.
"Kita menunggu hasil penelusuran dari mabes polri mengenai siapa dan apa motif pelaku," papar Taufik.
Sebelumnya, terjadi insiden penembakan di Mabes Polri yang dilakukan oleh seorang wanita dengan aparat keamanan Korps Bhayangkara itu pada Rabu (31/3). Belakangan, Polri mengungkap identitas pelaku teror itu berinisial ZA (25).
Perempuan yang tinggal di wilayah Jakarta Timur (Jaktim) itu disebut sebagai bagian dari aktor penyendiri (lone wolf) alias melakukan aksinya sendirian. "Tersangka atau pelaku lone wolf yang ideologi radikal ISIS dibuktikan dengan posting-an yang bersangkutan di media sosial," kata Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3).