Anggota Komisi IV DPR, Ono Surono, mengecam aksi pencopotan label gereja di tenda bantuan korban gempa Cianjur. Menurut Ono, sejumlah orang yang melakukan tindakan tersebut merupakan oknum dari sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) tertentu yang memang cenderung intoleran dan radikal.
"Saya sangat mendukung Polri dan TNI untuk mencermati gerakan-gerakan dari mereka. Sehingga tidak berlanjut. Sudah dijelaskan oleh pejabat Polri bahwa rakyat terdampak tidak menolak bantuan tersebut," ujar Ono kepada wartawan, Selasa (28/11).
Politikus PDIP ini meyakini bahwa warga Cianjur sangat membutuhkan bantuan-bantuan dari seluruh lapisan rakyat tanpa melihat latar belakang suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Ono mengingatkan kepada masyarakat yang ingin membantu korban gempa Cianjur agar tak terpengaruh dengan aksi-aksi yang dilakukan oknum tersebut.
"Jangan pernah terpengaruh oleh gerakan oknum-oknum itu itu. Teruslah membantu Rakyat Cianjur, tapi bila mereka tidak berani membantu secara langung ke rakyat, maka bantuan bisa melalui Pemda Cianjur," katanya.
Ia juga menyebut bahwa bencana gempa di Cianjur ini cukup membawa kesengsaraan rakyat. Banyaknya korban yang meninggal dunia, luka-luka sampai harus mengungsi di tenda-tenda karena gempa ini masih kerap terjadi dan rumahnya dalam kondisi rusak bahkan ambruk.
Karena itu, kata Ono, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulihkan kondisi di Cianjur.
"Membangun kembali rumah-rumah tidak mudah, walau Pemerintah sudah menyiapkan skema bantuan Rp 50 juta (rusak berat), Rp 25 juta (rusak sedang) dan Rp 10 juta (rusak ringan). Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama dari seluruh warga di Jawa Barat bahkan dari seluruh Indonesia untuk membantu memulihkan kondisi Cianjur," ucap Ono.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat, Irjen Suntana, memastikan akan memproses hukum pelaku pencopotan label gereja di sebuah posko pengungsian korban gempa Cianjur. Diketahui, pencopotan label gereja di posko korban gempa Cianjur dilakukan oleh Garis, sebuah ormas yang punya rekam jejak berafiliasi dengan kelompok ISIS di masa lalu.