Bakal calon presiden Anies Baswedan menegaskan, Pilpres 2024 bukan soal meneruskan atau tidak meneruskan sebuah program. Melainkan sebuah kesempatan untuk menengok kembali arah perjalanan bangsa.
"Pemilu 2024, Pemilu 2019, Pemilu 2014, dan pemilu lainnya, adalah sebuah kesempatan untuk menengok kembali arah perjalanan bangsa," kata dia dalam pidato politik yang dipantau dari YouTube Kompas tv, di Stadion Tennis Indoor Senayan, Jakarta (7/5).
Dia menjelaskan, republik ini didirikan dengan cita-cita dan janji menghadirkan keadilan bagi semua. Artinya, kemerdekaan bukan hanya untuk menggulung kolonialisme. Merdeka adalah untuk menggelar keadilan dan kesejahteraan bagi semuanya.
Kemudian dalam perjalanan bangsa ini, setiap lima tahun sekali bangsa ini berhenti untuk menengok kembali ke titik asal. Apakah bangsa ini masih berada di rute yang benar untuk untuk meraih cita-cita itu.
"Seperti ketika kita melakukan pengembaraan pecinta alam. Saat memasuki medan alam terbuka, setiap satu jam sekali, mereka mengecek kompasnya untuk mengecek apakah masih berada di dalam rute yang tepat. Indonesia setiap lima tahun sekali mengecek apakah masih berada di arah yang benar. Itulah sebabnya yang hendak kita lakukan adalah luruskan jalan, hadirkan keadilan," papar dia.
Anies meyakini dalam kompetisi pada Pilpres 2024, bakal melawan lawan yang memiliki sumber daya yang luar biasa besar. lawan yang memiliki kekuatan sangat besar, dan lawan yang bisa mendominasi.
"Tetapi kami yakin, niat baik, bersama orang baik, tujuan baik, insya Allah dibukakan pintu-pintu untuk keberhasilan. Kami tidak pernah gentar dengan ukuran material. Kami akan tunjukkan kekuatan spiritual yang kita miliki untuk meraih yang dijanjikan. Ini bukan tentang satu orang. Ini bukan tentang satu partai. Ini adalah tentang nasib masa depan kita dan anak-anak dari bangsa kita," papar dia.
Untuk itu, kepada semua relawan, Anies meminta agar tetap menjaga kemuliaan perjuangan ini dengan mengirimkan pesan-pesan yang mempersatukan dan yang menunjukan bahwa relawan tidak menjual murah idealisme itu. Relawan harus menjunjung tinggi idealisme itu.
"Tunjukkan bahwa kita punya rekam jejak yang baik. Punya rekam gagasan yang baik, punya rekam karya yang baik. Kalau punya itu, kita tidak perlu berboihong. Kita tunjukkan kenyataan," ucap dia.
Apalagi Indonesia telah menerapkan demokrasi modern. Di mana, dalam proses ini semua tidak ada kekuasaan yang berpindah. Tidak ada kekuasaany yang hilang. Kekuasaan itu tetap dan terus ada di tangan rakyat. Yang berpindah itu adalah kewenangan untuk melaksanakan kekuasaan rakyat.
"Tiap lima tahun sekali, rakyat yang memiliki kekuasaan menitipkan kewenangan itu secara bergantian. Inilah negara modern. Inilah negara demokrasi modern. Karena itulah kalau ada yang khawatir kehilangan kekuasaan, maka sesunggunya dia tiak paham prinsip dasar demokrasi.