close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi area car free day Jakarta. /Foto Instagram @aniesbaswedan
icon caption
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi area car free day Jakarta. /Foto Instagram @aniesbaswedan
Politik
Sabtu, 31 Agustus 2024 12:11

Anies di antara intervensi Istana dan "jebakan" PDI-P

Pencalonan Anies di Pilgub Jabar disebut elite PDI-P dijegal pihak Istana.
swipe

Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) batal mengusung Anies Baswedan di Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar). Di menit-menit akhir pendaftaran, PDI-P memunculkan nama Jeje Wirtadinata dan Ronald Surapradja sebagai pasangan kandidat untuk Pilgub Jabar. 

Tanpa merinci, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan pencalonan Anies batal karena ada pihak yang menjegal. Ia membantah ada persoalan antara Anies dan PDI-P. 

"Ada kekuasaan yang sampai konstitusi pun mau dilanggar. Sampai kemudian digalang dan diciptakan benteng-benteng kekuasaan untuk mengepung PDI-Perjuangan, termasuk Pak Anies," kata Hasto kepada wartawan di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Jumat (30/8) dini hari.

Anies sebelumnya digadang-gadang bakal diusung PDI-P di Pilgub DKI Jakarta. Namun, PDI-P justru mengusung pasangan kader mereka sendiri di DKI, yakni Pramono Anung dan Rano Karno. 

Belakangan, Anies diisukan dipasang PDI-P untuk Pilgub Jabar bersama Ketua DPD PDI-P Jabar, Ono Surono. Tim Anies sempat dikabarkan sudah berada di Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/8) lalu, untuk mengurus dokumen pencalonan Anies. 

Hasto mengatakan ia tak perlu menyebut identitas pihak yang berniat menjegal Anies. "Ya, rakyat bisa melihat siapa mencoba untuk menghalang-halangi Pak Anies," ujarnya. 

Tak seperti Hasto, Ono Surono justru blak-blakan menyebut identitas penjegal Anies. Ia mengatakan pencalonan Anies di Pilgub Jabar diganjal Mulyono dan gengnya. Mulyono ialah nama kecil Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Direktur Eksekutif Citra Institute Yusak Farchan menduga ada barter politik dalam pencalonan Anies yang terkesan mendadak oleh PDI-P di Pilgub Jabar. Apalagi, nama Anies tak pernah beredar di bursa kandidat Pilgub Jabar. 

Yusak memperkirakan Anies diberikan tiket maju di Pilgub Jabar dengan syarat wajib mempromosikan pasangan Pramono-Rano di Pilgub DKI. Hingga kini, Anies punya banyak loyalis dan simpatisan di ibu kota. Itu terlihat dari elektabilitasnya yang berada di kisaran 30-40% di papan survei beragam lembaga. 

“Kepentingan terselubung PDI-P ini yang sepertinya dibaca oleh Anies,” ujar Yusak kepada Alinea.id di Jakarta, belum lama ini. 

Anies bukannya tanpa peluang menang di Pilgub Jabar. Pada Pilpres 2024, raihan suara Anies cukup tinggi di Jabar. Berpasangan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Anies mengoleksi sekitar 9 juta suara. 

Meski begitu, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendominasi dengan raupan 16,8 juta suara. Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung PDI-P jadi yang terbontot dengan raupan 2,8 juta suara. 

Yusak menilai ceruk suara Anies menyempit di Jabar lantaran Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan NasDem resmi berkoalisi untuk mengusung pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie. Bersama PKB, PKS dan NasDem ialah parpol pengusung Anies-Muhaimin di Pilpres 2024. 

"Kondisi itu cukup berisiko bagi Anies ditambah persaingan sengit dengan Dedi Mulyadi. Anies lebih bagus tidak jadi berlayar daripada masuk jebakan PDI-P,” jelas Yusak. 

Diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM), Dedi Mulyadi saat ini jadi cagub dengan elektabilitas tertinggi di Pilgub Jabar. Diduetkan dengan kader Golkar Erwan Setiawan, Dedi punya peluang menang mudah setelah Ridwan Kamil (RK) memutuskan maju di Pilgub DKI Jakarta. 

Direktur Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul punya pendapat berbeda. Menurut dia, Anies justru sulit mendapat tiket untuk maju di pilkada. 

Loyalis dan simpatisan PDI-P, kata Adib, tak akan setuju jika Anies dipilih ketimbang kader-kader yang sudah berkeringat membesarkan partai di daerah.

“Karena PDI-P memang fokus pengusungan calon internal. Itu bisa jadi solusi untuk di Jabar. Untuk menghantam KIM, harus punya langkah anti mainstream,” kata Adib kepada Alinea.id, Kamis (29/8).

Pakar politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengaku tak kaget saat mendengar pencalonan Anies di Jabar batal. Ia sempat menduga PDI-P akan mengawinkan Ono Surono dengan kader PKB Cucun Ahmad Syamsurijal. 

Tak seperti di DKI, KIM plus tak terbangun di Jabar. “Kalau di berbagai daerah PDI-P lawan dominasi KIM itu pasti. Cuma jangan sendiri. PDI-P harus koalisi dengan partai dari KIM,” ujar Ujang. 

 

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan