Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan mengklaim mewujudkan ibu kota yang tentram, damai, penuh toleransi, dan tanpa ketegangan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017-2022. Ini disampaikannya usai dideklarasikan sebagai kandidat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta, Kamis (23/2).
Awalnya, Anies menyinggung hasil survei calon gubernur (cagub) DKI Jakarta 2017. Katanya, dirinya bersama pendampingnya, Sandiaga Uno, selalu berada di nomor buncit dibandingkan kedua pesaingnya,
Berdasarkan hasil kerja keras, dalihnya, hasil survei tersebut dimentahkan. Sebab, Anies-Sandi berhasil memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 lantaran hasil suaranya mengungguli pasangan Basuki Tjahaj Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni.
"Akhirnya, kerja besar itu atas pertolongan Allah, atas izin Allah, diantarkan pada kemenangan kita. Survei yang menempatkan di nomor tiga tak lagi muncul di permukaan," ujar Anies.
"Kemenangan itu menghasilkan bukan saja kemenangan bagi PKS, calon gubernur dan wakil gubernur, tapi juga kemenangan bagi warga Jakarta," imbuhnya.
Anies-Sandi diusung PKS dan Partai Gerindra. Sementara itu, pasangan Ahok-Djarot didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Golkar, Hanura, dan NasDem serta Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Demokrat mengusung AHY-Sylvi.
Dalam pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2017, eskalasi politik memanas. Barisan pendukung Anies menyebut Ahok melakukan penistaan agama sehingga sempat muncul adanya pelarangan menyalatkan jenazah mendukung Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) itu.
Sejak saat itu, bagi pendukung Ahok, kemenangan Anies tak lepas dari isu agama atau politik identitas. Mereka pun khawatir Jakarta akan menjadi kota intoleran pada pemerintahan Anies.
Anies melanjutkan, PKS selalu mendampinginya menjalankan roda pemerintahan di ibu kota. Selain itu, sesumbar mewujudkan perubahan dan membahagiakan warga Jakarta.
"Alhamdulillah, bersama PKS, kita menjaga. Yang terjadi adalah Jakarta yang tenang, teduh, aman, damai, tentram, dan penuh saling toleransi di seluruh rakyat. Yang muncul adalah perasaan saling menghormati di antar semua unsur di Jakarta," tuturnya.
"Lima tahun yang tenang, teduh dan aman bukan lima tahun yang ada tegangan, bukan lima tahun penuh suasana yang tidak aman," pungkas Anies.