Anies sebut komersialisasi pendidikan tinggi sudah terjadi sejak lama

Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan memandang anggaran negara untuk pendidikan adalah bentuk dari investasi. Baginya, negara harus tegas dan tidak ragu ketika mengucurkan anggaran untuk aspek ini.

Anies mengatakan, negara tidak boleh melihat mahasiswa sebagai aspek bisnis dalam mengelola pendidikan. Apalagi, setiap pelajar maupun mahasiswa adalah masa depan dari negara ini nantinya.

“Perguruan tinggi dan pendidikan semua pengeluaran negara untuk ini jangan dipandang sebagai biaya tapi investasi. Karena itu, jangan ragu untuk keluarkan anggaran yang cukup,” kata Anies dalam kuliah umum di FISIP UI, Selasa (29/8).

Alangkah baiknya, kata Anies, bila negara memberikan kebijakan yang secara nyata mendukung perubahan pendidikan. Tindakan nyata bisa ditunjukan dengan pembiayaan pendidikan ditanggung oleh negara.

Menurut Anies, setidaknya negara bisa mengurangi biaya pendidikan yang tinggi. Agar, setiap keluarga bisa menjangkau eskalator sosial ini.

Baginya, pendidikan adalah salah satu eskalator sosial. Kehidupan dalam bermasyarakat bisa semakin membaik dengan aspek ini.

Sayangnya, dalam kuliah umum ini, mahasiswa menilai adanya komersialisasi di pendidikan tinggi. Biaya sekolah di perguruan tinggi makin mahal.

Tak sedikit orang tua yang mengeluh. Mencari uang demi anaknya bisa kuliah. Menjawab keresahan tersebut, Anies mengakui, tanda komersialisasi pendidikan tinggi sudah tampak sejak lama.

Dalam tulisan yang dibuat Anies tahun 1997. Judulnya Industri Pendidikan Tinggi. Dari sini, dia sudah melihat gejala komersialisasi pendidikan

“Gejala sudah masuk dan ini kita rasakan dampaknya,” ujar Anies.