close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/4) malam. /Foto Instagram @gerindra
icon caption
Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/4) malam. /Foto Instagram @gerindra
Politik
Rabu, 09 April 2025 13:18

Apa makna pertemuan Prabowo-Mega?

Apakah ada kesepakatan yang tercapai dalam pertemuan Presiden Prabowo dan Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri?
swipe

Presiden Prabowo Subianto akhirnya bertemu dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Persamuhan kedua elite politik itu digelar di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/4) malam. 

Dalam pertemuan itu, Prabowo didampingi Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Sekjen Partai Gerindra MPR Ahmad Muzani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan juga hadir dalam pertemuan itu. 

Pertemuan berlangsung selama 1,5 jam. Di antara lainnya, menurut sumber Alinea.id, Prabowo meminta dukungan dari PDI-P dalam perang dagang melawan Amerika Serikat. Namun, ada momen Prabowo-Megawati berbicara empat mata. 

Dasco mengatakan tak tahu persis apa yang dibicarakan Prabowo dan Megawati. Saat keduanya berbicara empat mata, ia dan rombongan Prabowo berada di ruangan lain untuk makan malam. 

"Bertukar pikiran yang mendalam tentang bagaimana masa depan Indonesia itu pasti. Pertemuan dengan penuh keakraban, saya lihat. Kami dengar lebih banyak ketawa-ketawanya juga, sih, sebenarnya,” kata Dasco kepada wartawan.

Bagaimana konteks pertemuan Prabowo-Mega

Wacana mempertemukan Prabowo-Mega sudah tercetus sejak Pilpres 2024. Wacana itu kian kencang berembus setelah PDI-P memecat Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pada Desember 2024. Ketika itu, Prabowo baru saja dilantik jadi presiden. 

PDI-P dan Jokowi berkonflik karena beda pilihan di Pilpres 2024. PDI-P mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sedangkan Jokowi merestui putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, untuk maju mendampingi Prabowo sebagai cawapres. 

Sepanjang Pilpres 2024, elite-elite politik PDI-P rutin mengkritik manuver-manuver Jokowi dalam mendukung pasangan Prabowo-Gibran, termasuk di antaranya Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto. Selain berstatus sebagai presiden, Jokowi ketika itu juga masih jadi kader PDI-P. 

Usai pilpres, hubungan Prabowo dan Megawati diisukan retak karena konflik antara PDI-P dan Jokowi. Namun, hal itu dibantah Megawati. "Orang mikir saya sama dia (Prabowo) itu kayaknya musuhan. Enggak. Enggak," kata Megawati di Sekolah Partai PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Januari lalu. 

Dalam pidatonya, Megawati juga menyinggung kader-kader PDI-P yang sedang berhadapan dengan hukum. Sebulan sebelumnya, Hasto baru saja ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap pergantian alih waktu (PAW) Harun Masiku oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Prabowo sendiri tetap menjaga hubungan baik dengan Jokowi. Dalam perayaan ulang tahun Gerindra yang ke-17 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Februari lalu, Prabowo mengatakan bisa memenangi Pilpres 2024 karena dukungan Jokowi. 

Kenapa pertemuan Prabowo-Mega penting? 

Sejak Prabowo dan Megawati diwacanakan bakal bertemu usai pilpres, wacana PDI-P bakal bergabung di koalisi parpol pendukung Prabowo-Gibran berembus. Namun, elite-elite PDI-P dan Gerindra membantah isu tersebut. 

Meski tak bergabung ke koalisi, Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah mengatakan PDI-P bakal membuka pintu kerja sama dengan pemerintahan Prabowo. 

“Namun demikian, bagaimana nanti format kerja sama politik antara PDI-P dengan pemerintahan Prabowo, nanti akan ditentukan langsung oleh Ibu Mega,” kata Basarah kepada wartawan di Blitar, Jawa Timur, Jumat (4/4). 

Sejumlah analis mengingatkan agar PDI-P tak tergiur masuk ke gerbong pemerintahan. Apalagi, saat ini hanya PDI-P yang masih menyandang status sebagai parpol oposisi di parlemen. Tujuh parpol lainnya sudah menyatakan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. 

"Saat ini aja sudah lemah, terutama setelah PKS ikut-ikutanan gabung dan NasDem yang semakin limbung tidak jelas arahnya. Demokrasi yang sehat memerlukan adanya penyeimbang yang kuat sehingga ada check and balance," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak kepada Alinea.id, belum lama ini. 

Apakah ada kesepakatan politik dalam pertemuan itu? 

Dikutip dari Kompas.id, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan pertemuan Prabowo-Megawati disinyalir digelar secara mendadak. Karena digelar secara tertutup, ia menduga ada isu politik sensitif yang dibahas keduanya. 

Prabowo dan Megawati, kata dia, sama-sama memiliki kepentingan yang memungkinkan mereka untuk bertemu secara mendadak. Megawati berkepentingan untuk meminta perlindungan pemerintah terhadap penyelenggaraan kongres PDI-P yang bakal digelar tahun ini. 

Di lain sisi, Prabowo juga berkepentingan merangkul PDI-P untuk mendapatkan dukungan politik dalam setiap kebijakan pemerintah. Apalagi, saat ini Indonesia menghadapi tantangan domestik dan global yang tidak mudah.

Kongres PDI-P sempat diwacanakan bakal digelar April 2025. Sejak akhir tahun lalu, elite-elite PDI-P sempat mengembuskan isu bakal ada upaya mengambil alih PDI-P di kongres tersebut. Politikus PDI-P yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan hingga kini belum ada kesepakatan terkait waktu dan tempat kongres. 

 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan