Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengutuk tindakan biadab kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang membunuh satu keluarga, di Desa Lembatongoa, Sigi, Sulawesi Tengah. Dia meminta Polisi untuk segera menangkap dan menindak para pelalu.
"Jangan biarkan negara kalah oleh kelompok teroris. Hukum harus menjadi panglima, agar keadilan bisa ditegakan, dan keamanan serta ketertiban masyarakat senantiasa terjaga," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet, dalam keterangannya, Senin (29/11).
Politikus Partai Golkar ini juga meminta kepolisian untuk mendalami pemasok senjata api ke kalangan teroris tersebut. Tujuannya, untuk bisa memutus mata rantai peredaran gelap senjata api.
"Kelompok teroris yang dengan leluasa mendapatkan senjata api, tak ubahnya seperti awan gelap dalam suasana ketentraman dan kedamaian masyarakat. Kepolisian bisa bekerjasama dengan Badan Intelijen Negara untuk menangkap dan mendeteksi dari mana kelompok teroris tersebut mendapatkan senjata api," terang Bamsoet.
Di sisi lain, Bamsoet mengimbau masyarakat tetap tenang dan tak mudah terprovokasi. Sebab, menurutnya, peristiwa ini dinilai menjadi kesempatan untuk mengadu domba antarmasyarakat.
"Kelompok teroris merupakan musuh kita bersama, musuh semua suku bangsa, musuh semua pemeluk agama. Tindakan membunuh dan menebar rasa takut, tak pernah diajarkan dalam ajaran agama apapun. Karenanya, masyarakat jangan sampai terprovokasi," pungkas mantan Ketua Komisi III DPR RI itu.
Sebelumnya, pembunuhan satu keluarga di desa tersebut terjadi pada Jumat, 27 November 2020. Selain membunuh, kelompok Ali Kalora itu juga membakar rumah.
Di desa lokasi kejadian terdapat sekitar 40 kepala keluarga yang tinggal. Siatuasi mencekam dan para warga telah mengungsi karena merasa takut atas teror itu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Awi Setiyono menyebut, berdasarkan keterangan saksi yang juga warga sekitar, para pelaku berjumlah 10 orang. Mereka datang untuk melakukan aksi teror dengan membakar tujuh rumah dan membunuh empat orang.
Empat jenazah yang ditemukan aparat kepolisian di lokasi dalam kondisi tewas dipenggal. Keempatnya yaitu kepala keluarga bernama Yasa, istri Yasa, putri Yasa, dan menantu Yasa.
Pembunuhan keempatnya dilakukan secara sadis, ada yang dibakar hingga kepala ditebas. Para pelaku diketahui juga membawa senjata saat melakukan teror tersebut.
"Ada lima saksi yang diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang lebih 10 orang tidak dikenal. Tiga orang bawa senpi laras panjang satu dan dua senpi genggam," ujar Awi dalam keterangan resminya, Sabtu (28/11).