Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Gelombang Rakyat atau Gelora Kalimantan Selatan H Riswandi membantah partainya menggembosi Partai Keadilan Sejahtera. Menurutnya, aksi bedol desa kader PKS ke Partai Gelora, berada di luar kewenangan partainya.
"Kami tidak bisa melarang mereka yang pindah partai politik, karena itu hak seseorang," kata Riswandi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (17/11).
Mantan politikus PKS yang terpilih menjadi anggota DPRD Kalsel selama tiga periode itu menyatakan, Partai Gelora tak perlu membajar kader partai lain untuk bergabung. Gelora telah menyiapkan strategi agar masyarakat bergabung dengan partai pimpinan eks petinggi PKS, Anis Matta dan Fahri Hamzah.
Gelora, kata Riswandi, juga telah menyiapkan perangkat lunak dan perangkat keras agar dapat lolos dalam proses verifikasi partai nantinya.
Perangkat lunak yang dia maksud adalah sumber daya manusia berupa tokoh-tokoh handal di bidang masing-masing. Adapun perangkat keras adalah gedung sekretariat yang akan diperiksa oleh Komisi Pemilihan Umum dalam proses verifikasi.
Namun Riswandi enggan memastikan partainya dapat menembus parlemen pada Pemilu Legislatif 2024 mendatang. Terlebih pada Pemilu 2019 lalu, banyak partai yang tidak berhasil mendapat kursi legislatif.
"Belajar dari pengalaman Pemilu 2019 dan Pemilu-pemilu sebelumnya itulah, kami membuat strategi serta kiat-kiat untuk bisa ekses pada lembaga legislatif," ucapnya.
Sebelumnya, anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring menyerukan agar Partai Gelora tak membajar kader PKS. Dia meminta para elite Gelora fokus pada partai barunya dan tidak mengacak-acak PKS.
"Jangan istilahnya mendua, terus merekrut kader-kader di dalam," kata mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu di Jakarta Selatan, Kamis (14/11) lalu. (Ant)