Keterlibatan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dalam mengusut perkara penembakan enam Laskar Front Pembela Islam (FPI) di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek diragukan sejumlah pihak. Pasalnya, hasil pengusutan dinilai tidak akan menghasilkan yang memihak pada korban.
"Kalau polisi lagi-lagi yang menjadi timnya, itu sama dengan jeruk makan jeruk, dan masyarakan khawatir tidak percaya dengan hasilnya," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS Bukhori Yusuf dihubungi Alinea, Senin (14/12).
Menurut anggota Komisi VIII DPR RI ini, Tim Pencari Fakta (TPF) Independen yang dipimpin Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang diinginkan publik. Sebab, akan menghasilkan hasil penyelidikan yang netral dan tidak berpihak.
Dia menganggap, Polri tidak serius dalam menangani kasus pembunuhan enam Laskar FPI bila hasilnya tidak memuaskan rakyat.
"Itu artinya Polri tidak serius untuk menyelesaikan perkara terbunuhnya enam pengawal HRS (Habib Rizieq Shihab)," tutur Bukhori.
Sebagai informasi, Bareskrim Polri turut terlibat melakukan penyidikan kasus tewasnya enam Laskar FPI di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12) dini hari.
Pengusutan dilakukan dengan dalih peristiwa itu terjadi di wilayah Karawang Barat. Penyidikan juga diklaim dengan tujuan agar prosesnya berjalan objektif, profesional, dan transparan.
Sebelumnya, Laskar FPI tewas ditembak oleh anggota polisi pukul 00.30 WIB di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek. Penjelasan versi polisi, saat itu mobil anggota Polda Metro Jaya tengah mengikuti kendaraan pengikut HRS, tiba-tiba mobil anggota Polda Metro Jaya dipepet dan disetop dua kendaraan pengikut HRS.
Kemudian, terjadi penodongan senpi dan sajam berupa samurai dan celurit ke arah anggota oleh pengikut HRS. Petugas yang merasa keselamatan jiwanya terancam langsung mengambil tindakan tegas terukur.
Sementara FPI memaparkan versi berbeda. Menurut pernyataan tertulis yang ditandatangani Ketua Umum FPI Ahmad Shabri Lubis dan Sekretaris Umum FPI Munarman, Senin (7/12), justru rombongan HRS yang diadang polisi oleh orang tak dikenal.
"Bahwa benar ada peristiwa pengadangan, penembakan terhadap rombongan IB HRS (Imam Besar Habib Rizieq Shihab) dan keluarga serta penculikan terhadap enam orang laskar pengawal IB," tulis keterangan tersebut yang diterima Alinea.id.
Peristiwa penembakan itu bermula ketika Habib Rizieq beserta keluarga akan bertolak ke pengajian subuh di internal keluarga inti. Namun, tak disebutkan lokasi pengajian tersebut.
"Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian subuh keluarga tersebut, rombongan diadang oleh preman OTK (orang tak dikenal), yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan IB," bunyi pernyataan itu.
Para OTK disebut langsung mengadang dan mengeluarkan tembakan kepada laskar pengawal Habib Rizieq Shihab.