Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah menilai pimpinan Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda, baru bangun tidur dan masih terjebak dalam dunia mimpi yang diciptakannya sendiri.
"Sebagai sesama anak bangsa, meski Wenda lebih memilih warga negara Inggris, saya menyerukan agar Wenda bangun dari tidur panjangnya. Sudahi kenikmatan semu dan mimpi indah menjadi Presiden RI dari negara Inggris, mari bersama membangun Papua," kata Basarah via keterangan tertulis dikutip Jumat (4/12).
Menurut Ketua Bidang Luar Negeri DPP PDI-Perjuangan ini, Benny Wenda terlalu lama mereguk kenikmatan di Eropa dan mabuk sanjungan, sehingga tidak sadar dimanfaatkan sebagai proxy negara lain pemberi ilusi Papua bisa merdeka.
Dia menjelaskan, Presiden Joko Widodo telah memenangkan Pilpres 2019 di Provinsi Papua dan Papua Barat secara telak, dengan suara diatas 85% (lebih dari 3.5 juta suara) dan tingkat partisipasi pemilih diatas 85%.
Angka tersebut, jelas dia, menjadi bukti dukungan yang kuat dari rakyat Papua bagi pemerintahan Presiden Jokowi, sekaligus menjadi fakta tak terbantahkan bahwa Papua nyaman berada dalam pangkuan Ibu Pettiwi, Indonesia.
"Bahwa masih ada yang belum puas, tentu ini adalah sebuah keniscayaan. Tidaklah mungkin dapat memuaskan semua pihak. Setidaknya pemerintahan Presiden Jokowi senantiasa berusaha memberikan yang terbaik bagi rakyat Papua," urainya.
Memang, lanjut dia, masih diperlukan komunikasi yang intensif dan dialog terbuka dari hati ke hati dengan para pemuka adat dan pemuka agama di Papua.
Menurutnya, pola pendekatan represif dan kekerasan sedapat mungkin dihindari. Pembangunan tidak hanya pembangunan fisik, namun juga memberi keseimbangan dengan pendekatan pembangunan SDM.
"Papua adalah saudara kita, jika Papua sakit, kita sebagai saudara sebangsa juga akan merasakan, tidak mungkin akan kita tinggalkan," pungkasnya.
Sebagai informasi, Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP) telah mendeklarasikan pemerintahan sementara pada Selasa (1/12). Bahkan, Benny Wenda mengumumkan dirinya sebagai presiden sementara.