Belasan ribu orang diklaim bergabung Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pascaputra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, menjadi Ketua Umum pada 25 September 2023. Sejak saat itu hingga 3 Oktober, sebanyak 13.267 orang telah bergabung (login) ke partai berlambang bunga mawar ini.
Empat anggota Fraksi Partai Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) & Partai Berkarya DPRD Kabupaten Tanimbar, Maluku, misalnya. Mereka adalah Ricky Jauwerissa (Wakil Ketua DPRD), Richie Laurens Angito (Ketua Fraksi PKP & Berkarya), Gehasi Rumkedy (Ketua Komisi C), dan Semuel Lilimwelat (Wakil Ketua Komisi C).
Kendati baru bergabung, PSI menyodorkan keempatnya sebagai calon legislatif (caleg) ke depannya. "Maju ke DPRD," kata Kaesang saat memberikan keterangan pers tentang bergabungnya Ricky dkk di Kantor DPP PSI, Jakarta, pada Selasa (31/10).
Ricky menyampaikan, bergabung dengan PSI karena kehadiran Kaesang sebagai nahkoda dan dinilai tegak lurus dengan Presiden Jokowi. Dalih lainnya, PKP dan Partai Berkarya tidak lolos menjadi peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sehingga tidak bisa melanjutkan cita-cita membangun daerah.
"Yang ikut dengan kami [ke PSI] pun kalau ada karena Kaesang effect atau kami tegak lurus bersama Pak Jokowi. Jadi, bukan karena PDIP-nya (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), [tetapi] karena Pak Jokowinya, karena Mas Kaesangnya," ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik Hendri Satrio menganggap bertambahnya kader PSI belakangan ini bukan karena faktor Kaesang. Pangkalnya, tren serupa turut dinikmati partai politik (parpol) lainnya.
Apalagi, lanjut akademisi Universitas Paramadina itu, Kaesang masih seumur jagung di PSI. Dengan demikian, tidak bisa diukur pengaruhnya terhadap kehadiran kader-kader baru.
"Keberhasilan Kaesang nanti di Pemilu 2024. Kalau pertambahan [anggota], kan, partai lain juga begitu," jelasnya kepada Alinea.id.
Merusak idealisme PSI
Terpisah, analis politik Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul, menilai, kehadiran Kaesang yang langsung menjadi Ketua Umum PSI merusak idealisme partai. Sebab, terjadi pergeseran dari partai yang mengusung optimisme generasi muda mengubah perpolitikan yang pragmatis menjadi penganut paham konvensional.
Selain itu, sambungnya, menjadi cara Jokowi menunjukkan keberpihakannya kepada pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Jokowi merupakan kader PDIP, yang mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Gibran merupakan kakak Kaesang. PSI akhirnya memutuskan mendukung Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 setelah sebelumnya mengusung Ganjar.
"DNA-nya [PSI] sudah berbeda dari awal. Dulu, partai anak muda reformis, integritas, tapi sama saja sekarang: partai yang transaksional, lebih dari partai yang sudah ada. Jadi, sudah tidak ada pembeda [dengan partai lain]," ucapnya saat dihubungi Alinea.id.
Kendati demikian, Adib berpandangan, PSI tetap menjadikan anak muda sebagai komoditas politiknya. Namun, citra yang dibangun tersebut niridealisme.
"Saya kira, [PSI dahulu] idealis, tapi perkembangannya tidak bisa 'melawan arus' partai besar, yang teorinya pragmatis transaksional. Yang beda adalah mereka segmentasinya anak muda. Itu saja," kata dosen Universitas Islam Syekh Yusuf (Unis) ini.