Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bakal mengandalkan kaum perempuan sebagai mendongkrak perolehan suara di Pemilu 2024. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PPP Ahmad Baidowi, PPP bahkan bakal mengalokasikan 30% dana bantuan politik untuk kegiatan pemberdayaan perempuan.
"Insyallah (di Pemilu) 2024, PPP bangkit. Apalagi, (PPP) di-support total kader-kader perempuan yang cukup andal," kata Awiek, sapaan akrab Baidowi di saat membacakan hasil Mukernas V PPP di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (15/12).
Selain alokasi anggaran, PPP juga akan menyiapkan sejumlah kebijakan yang berpihak pada kaum hawa. "Menempatkan (perempuan pada) nomor urut satu pada pencalegan, (menempatkan perempuan) pada kepengurusan harian di semua tingkatan dan jabatan publik lainnya," tutur Awiek.
Pada Pemilu 2019, PPP hanya mampu meraup 4,52% suara atau setara 19 kursi di DPR. Padahal, PPP mampu mendudukkan 39 kader sebagai anggota DPR pada Pemilu 2014.
Dijelaskan Awiek, PPP terpuruk bukan hanya karena kasus korupsi yang menjerat mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Rommy. Menurutnya, tergerusnya suara PPP di Pemilu 2019 disebabkan banyak faktor. Salah satunya ialah dualisme kepengurusan di partai kakbah.
"Jadi, tidak hanya persoalan itu saya kira. Persoalan lima tahun terakhir ini cukup kompleks. Harus diakui bahwa lima tahun kita ada gangguan di internal. Itu membuat PPP juga berpengaruh perolehan suaranya," kata Awiek.
Menurut dia, konflik internal ini membuat kader terbelah dua sehingga berdampak pada kesiapan menghadapi pemilu. "Ditambah lagi ada musibah. Ya, kebetulan saja. Jadi, akumulasi akhirnya," imbuh dia. (Ant)