Anies Baswedan mendapat dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta untuk maju di Pilgub Jakarta 2024. Usai kalah pada Pilpres 2024, Anies berpeluang menjadi calon gubernur DKI Jakarta kembali karena elektabilitasnya masih terbilang tinggi.
Bahkan, melalui dewan pimpinan tingkat pusat pada Selasa (25/6), PKS mendorong mantan presiden mereka, Sohibul Iman, sebagai bakal calon wakil gubernur mendampingi Anies nanti. Dukungan PKS terhadap pasangan Anies-Sohibul pun menuai berbagai reaksi dari beberapa partai politik.
PKB sendiri menghargai keputusan PKS mendukung Anies-Sohibul. Namun, seperti dikutip dari Antara, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyatakan PKB tidak ingin terburu-buru dalam mengambil sikap terkait Pilkada Jakarta.
Partai NasDem, yang pada Pilpres 2024 lalu mengusung Anies pun masih belum bersikap. Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dilansir dari Antara, pekan lalu menyatakan pihaknya bakal melihat situas dalam beberapa waktu ke depan untuk mendeklarasikan dukungan terhadap Anies. Namun, sejauh ini belum ada keputusan.
Sikap PDI-P
Meski begitu, juru bicara PKS Ahmad Mabruri memastikan, peluang semua usulan dari berbagai partai politik terbuka lebar. Apalagi pendaftaran pasangan calon masih sangat jauh.
Diketahui, berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024, pendaftaran pasangan calon pemilihan kepala daerah akan berlangsung pada 27-29 Agustus 2024.
PKS dipastikan tetap membuka ruang dialog. Misalnya, Kamis (27/6) Presiden PKS Ahmad Syaikhu bersama jajarannya menerima rombongan DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang dipimpin Ketua Harian I Perindo, Angela Tanoesoedibjo di Kantor PKS di Jakarta. Pertemuan itu membahas Pilkada Serentak 2024.
"Kita lihat saja nanti, ada berapa koalisi yang terbentuk dan siapa cagub-cawagubnya," kata Ahmad kepada Alinea.id, Jumat (28/6).
Sementara itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) belum bersikap mendukung Anies. Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengakui, Anies banyak disuarakan masyarakat akar rumput untuk kembali maju pada Pilkada Jakarta. Dinukil dari Antara, Hasto pun tak membantah Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menilai Anies menarik dalam Pilkada Jakarta. Walau demikian, dia mengungkap, kerja sama politik di pilkada akan tetap menunggu arahan dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago menilai, dukungan PDI-P di Pilkada Jakarta 2024 tidak semulus di Pilkada 2017. Soalnya, saat itu Anies berseberangan dengan partai berlambang banteng moncong putih.
"PDI-P butuh menang di Jakarta. Jika beroposisi dengan pemerintahan Prabowo (Subianto)-Gibran (Rakabuming Raka), (maka) PDI-P (harus) sudah punya figur yang mewakilinya (dalam oposisi)," ujar Arifki, Jumat (28/6).
Kader partainya, semisal Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, kata Arifki, kemungkinan lebih memilih untuk bertarung di Jakarta daripada Sumatera Utara. Sebab, menurutnya, Ahok membaca ada peluang kemenangan besar.
Hal ini terlihat dari acara Ask Ahok Anything, yang digelar di kawasan Tanah Abang, Sabtu (22/6). Dalam acara itu, Ahok meyakinkan, dia bukan Ahok yang dulu lagi, yang dikenal tempramental. Dia menyebut dirinya sekarang seperti seorang diplomat. Akan tetapi, Arifki menilai, sikap Ahok ini justru bakal mempersulit PDI-P.
“(Akan) mendukung kadernya atau figur yang identik oposisi terhadap pemerintah pusat?” ucap Arifki.
Jika Anies dan Ahok berlawanan di Jakarta, tentu merugikan PDI-P. Perkaranya, kata dia, terbuka kemungkinan Prabowo mendukung Anies. Terlebih bila Ridwan Kamil batal maju di Jakarta.
"Pilkada Jakarta ini menarik, bisa menjadi momentum Anies didukung oleh PDI-P. Atau pada sisi lainnya, Anies didukung lagi oleh Prabowo. Kemungkinan tersebut masih terbuka saja, " ujar Arifki.