Caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko dikabarkan tidak lolos ke Senayan menjadi anggota DPR, usai bertarung di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur 7. Budiman kalah suara di dapil yang bersama putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dapil pertarungan Budiman meliputi 7 kabupaten yang salah satunya terdiri dari Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan dan Ngawi. Dapil yang disebut dapil neraka diisi kandidat yang punya ketokohan.
Seperti: putra mahkota SBY Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) (Partai Demokrat), Putri Ketua Umum Partai Perindo Harry Tanoe Sudibjo, Jessica Herliani Tanoesodibjo (Perindo) dan mantan jubir KPK Johan Budi (PDI-P).
Menanggapi kabar kekalahannya, mantan aktivis ini santai. Hal ini terlihat dalam cuitan akun Twitter @budimandjatmiko yang mengaku passionnya bukan lagi di DPR.
"Saya tahu batas diri saya. Karena itu saya dulu minta izin Sekjen @PDI_Perjuangan untuk tidak mencalegkan lagi pd 2019 setelah pernah jd wakil rakyat 2 periode. Passion saya sudah ke yang lain. Mencari tantangan-tantangan baru dlm inovasi sosial & teknis #Revolusi4.0 :)," cuitnya.
Direktur Populi Center Usep S Ahyar menilai kekalahan Budiman akibat pindah dapil. Sebab namanya tidak kuat di dapil saat ini.
"Pada umumnya incumbent itu punya potensi besar buat menang. Karena punya instrumennya banyak, ada reses dan basis massa. Budiman ini di dapil baru di Jatim. Bukan di Jateng 8, meliputi Banyumas dan Cilacap. Itu soal penguasaan dapil saja. Bukan karena sibuk pilpres. Karena kurang menguasai dapilnya," kata Usep saat dihubungi Alinea.id, Selasa (30/4).
Usep mengatakan, misalkan Budiman tidak dibuang dari dapil lamanya, ia berpotensi menang karena punya jaringan petani yang kuat dan PDIP punya kandang di dapil tersebut.
Sebaliknya kekalahan Budiman di Pacitan dinilai wajar karena Jawa Timur basis Ibas kuat.
"Basisnya Ibas di dapil 7 itu kuat. Apalagi di Pacitan yang notabene tempat lahirnya Pak SBY. Belum lagi mesin partai Demokrat yang pastinya bekerja untuk sang putra mahkota. Jadi, dapil 7 Demokrat dan Golkar kuat disitu. Bukan kandang banteng," tuturnya.