close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Nyaris tiga bulan setelah berpasangan, Cak Imin belum juga mampu mendongkrak suara pasangan Amin di Jatim. Twitter/@cakimiNOW
icon caption
Nyaris tiga bulan setelah berpasangan, Cak Imin belum juga mampu mendongkrak suara pasangan Amin di Jatim. Twitter/@cakimiNOW
Politik
Selasa, 28 November 2023 22:55

Cak Imin belum dongkrak suara Amin di Jatim, mengapa?

Salah satu alasan Anies menyetujui Cak Imin menjadi cawapresnya karena butuh yang dapat meningkatkan dukungan di Jatim dan Jateng.
swipe

Sejak dideklarasikan sebagai pasangan calon (paslon) presiden-wakil presiden (wapres), 2 September 2023, elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) atau Amin di Jawa Timur (Jatim) belum menggembirakan. Ini tampak dalam berbagai hasil survei sejumlah lembaga.

Penelitian Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) periode 20-22 September, misalnya, pasangan Amin hanya meraih 12%. Adapun para pesaingnya meraih dukungan lebih tinggi, yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD 45% dan Prabowo Subianto-Erick Thohir 28%, dan yang tidak menjawa 14%. Kala itu, Ganjar dan Prabowo belum mengumumkan nama cawapres masing-masing.

Riset tersebut melibatkan 140 responden, yang merupakan warga Jatim. Mereka dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) dan diwawancara melalui sambungan telepon. Hanya sekitar 80% dari total populasi di Jatim yang memiliki telepon.

Hasil tidak jauh berbeda terekam dalam survei Indikator Politik Indonesia periode 16-20 Oktober. Dukungan kepada Anies-Cak Imin hanya 15,4% dari total responden asal Jatim. Sementara itu, elektabilitas tertinggi Ganjar-Mahfud dengan 43,1% dan disusul Prabowo-Gibran 36,4%.

Indikator melaksanakan riset tersebut dengan melibat 2.567 orang di 34 provinsi se-Indonesia. Sebanyak 14,2% atau 364 orang di antaranya adalah penduduk Jatim. Responden, yang ditentukan secara simple random sampling, diwawancara langsung.

Pun demikian dalam survei telepon oleh Polling Institute pada 15-17 November dengan melibatkan 1.496 responden secara nasional dengan teknik RDD. Sebanyak 15,5% atau sekitar 231 responden di antaranya warga Jatim. Hasilnya, dari 100% warga Jatim, yang mendukung pasangan Amin cuma 15,1%.

Prabowo-Gibran kini tertinggi dengan 46,4%, sedangkan Ganjar-Mahfud 34,6%. Adapun yang tidak menjawab 3,9% responden. Kali ini, seluruh paslon sudah resmi terdaftar sebagai peserta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Ini merupakan pukulan telak bagi jagoan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Pangkalnya, salah satu Anies tertarik merekrut Cak Imin, yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), adalah membutuhkan partai yang kuat di Jatim dan Jawa Tengah (Jateng). Apalagi, Cak Imin merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Jatim pun menjadi provinsi dengan jumlah pemilih besar.

PKB merupakan partai peraih suara terbanyak kedua di Jateng dan Jatim pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 dengan perolehan masing-masing 2,7 juta suara dan 4,198 juta suara. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendominasi di kedua provinsi tersebut.

Kendati begitu, sejumlah lembaga melaporkan, elektabilitas Anies-Cak Imin secara nasional mulai menyalip Ganjar-Mahfud, yang biasanya bertengger di peringkat kedua. Namun, Prabowo-Gibran masih unggul.

Migrasi dukungan

Peneliti Polling Institute, Kennedy Muslim, menyampaikan, masih lemahnya dukungan kepada Amin di Jatim tidak lepas dari faktor sebelumnya, PKB berkoalisi dengan Partai Gerindra. Meskipun demikian, menurutnya, secara perlahan terjadi migrasi dan masih berlangsung hingga kini.

"Kita masih melihat proses migrasi itu, menurut saya, belum selesai karena penentuan Gibran menjadi cawapres baru 2 minggu. Jadi, proses migrasi ini akan terus berlangsung," jelasnya.

Sebelum bergabung dengan KPP, PKB sempat berkongsi dengan Partai Gerindra dan membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Kebersamaan keduanya hanya bertahan setahun, 13 Agustus 2022 hingga akhir Agustus 2023.

Kennedy berpendapat, migrasi suara kepada Amin akan berhenti setelah tiga hasil survei menyimpulkan adanya stabilitas dukungan. "Tapi, ini kita masih melihat proses scrambling itu masih terus berlangsung karena publik masih mencerna informasi-informasi terbaru."

Potensi pasangan Amin

Terpisah, pengamat politik Universitas Airlangga (Unair), Suko Widodo (Sukowi), berpendapat, langkah Anies menggandeng Cak Imin untuk meraih simpatik masyarakat Jatim sudah tepat. Alasannya, PKB selalu meraih suara signifikan.

"Jika merujuk data dukungan suara PKB, pilihan itu memang sudah tepat. Bagaimanapun, PKB selama ini selalu menjadi juara di Jawa Timur. Dengan merangkul Cak Imin, secara otomatis Pak Anis mendapat dukungan secara signifikan dari kalangan pendukung PKB," terangnya kepada Alinea.id, Selasa (28/11).

Ia enggan mengomentari tentang dapur KPP, yang beranggotakan PKB, Partai NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), seperti tentang tim sukses (timses). Sukowi hanya menyarankan, chemistry antarpartai pendukung terbangun hingga tataran terbawah, desa/kecamatan, sejak koalisi terbentuk. Dengan begitu, dapat melakukan kerja-kerja memobilisasi massa mengingat belum masif berkampanye.

"Yang saya lihat, memang pasangan Amin kurang masif dalam aktivitas kampanyenya. Ini harus dioptimalkan dan jaringan kerja harus hidup dan bergerak. Isu-isu yang diangkat selama ini, yang bertema perubahan belum begitu kuat merasuk dalam imajinasi warga. Padahal, isu atau gagasan perubahan itu punya kekuatan, punya energi kuat, dan 'bermagnet' dalam situasi saat ini," tuturnya.

Apalagi, sambungnya, kekuatan Anies-Cak Imin dinilai merata di Jatim, baik di wilayah Mataraman, Tapal Kuda, maupun Arek. Sebab, kiai kampung yang menopang PKB berada di mana-mana.

"Mereka bisa menjadi entitas kekuatan di komunitasnya. Jumlahnya yang banyak itu modal, tinggal bagaimana meng-match-kan dengan PKB dan parpol pendukung," ujarnya.

Keuntungan lainnya, tidak ada "gen" NU yang mengalir di pasangan Prabowo-Gibran. Ini mestinya bisa menjadi kesempatan bagi timses Amin untuk mengambil ceruk nahdiyin. "Optimalisasi peran tokoh lokal menjadi kunci keberhasilan meraih suara dukungan," kata Sukowi.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Afrizal Kurnia
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan