Komisi X DPR RI menyarankan ditutupnya kantin sekolah demi menjaga kebersihan setiap murid dan menghindari terjangkitnya hepatitis misterius.
Hetifah Sjaifudian Wakil Ketua Komisi X DPR RI mengaku memahami kekhawatiran orang tua saat pelajaran tatap muka (PTM) sudah diberlakukan. Namun, dia mengingatkan bahwa kewaspadaan memang perlu ditingkatkan, tetapi tidak perlu panik.
Dia mengingatkan, secara umum penularan hepatitis melalui oral bukan udara seperti Covid-19. Penularan hepatitis diduga melalui tangan, air, makanan, hingga alat makan.
"Sehingga, PTM masih dapat dilaksanakan selama kebersihan makan dan minum anak terjaga,” ucapnya dalam keterangan resmi, Jumat (13/5).
Hetifah mendesak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan langkah penanggulangan dengan mengeluarkan surat edaran. Terlebih Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan surat edaran, namun untuk khalayak umum.
"Oleh karena itu, saya mendesak Kemendikbudristek agar turut mengeluarkan surat edaran langkah pencegahan virus hepatitis khususnya di lingkungan sekolah. Misalnya, sementara waktu, kantin wajib tutup, pelajar wajib bawa bekal, protokol kesehatan seperti cuci tangan dan memakai masker juga harus tetap dilaksanakan di lingkungan sekolah,” kata Hetifah.
Selain itu, Hetifah juga berharap vaksinasi hepatitis semakin digalakkan. Walau vaksin hepatitis telah diwajibkan bagi bayi Indonesia, cakupannya belum maksimal.
"Saya berharap pemerintah menggalakkan vaksin ini lebih massif. Agar tercipta kekebalan jangka panjang,” tutur dia.
Menurut Hetifah, dia berencana untuk segera melakukan pembahasan ini di DPR RI pada masa sidang yang akan datang.
“Masa sidang DPR RI akan dimulai pada 17 Mei. Kami akan segera membahas hal ini dengan Kemendikbudristek,” tuturnya.