Partai Demokrat membongkar adanya pengkhianatan Prabowo Subianto yang akhirnya memilih Sandiaga Uno sebagai Cawapres.
Tampaknya, keharmonisan Partai Demokrat dan Gerindra benar-benar hanya sesaat. Pengumuman pencalonan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai Capres-Cawapres hanya ditandatangani oleh tiga Parpol pengusung.
Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi pengusung Prabowo-Sandiaga. Detik-detik akhir, Partai Demokrat tak mau memberikan dukungan pada pasangan koalisi oposisi itu.
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Andi Arief kembali membongkar alasan partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu batal mendukung Prabowo.
Melalui akun Twitter pribadinya @AndiArief_ menjelaskan tidak akan berkoalisi dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Sebab, Prabowo dituding mengkhianati kehendak dan janjinya dua hari menjelang 10 Agustus 2018.
"Jenderal kardus belum berubah. Dia masih seperti yang dulu," kicau Andi Arief, Jumat (10/8) dini hari.
Dia menuturkan, Majelis Tinggi Partai Demokrat akan menggelar sidang untuk menetapkan arah koalisi pada Jumat pagi (10/8) sebelum pukul 09.00 WIB. Kemudian, pada pukul 09.00 WIB, pimpinan Partai Demokrat akan bergabung dengan partai koalisi lainnya untuk mendaftarkan Capres-Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sebagai informasi, koalisi pasangan Joko Widodo-Maruf Amin akan mendaftar ke KPU pada Jumat (10/8) pukul 09.00 WIB. Sedangkan, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan mendaftar usai salat Jumat.
Menurut Andi, pengkhianatan yang dilakukan oleh Prabowo bukanlah persoalan sepele. Bagi Prabowo, kata dia, pengkhianatan adalah hal yang biasa. Tetapi bagi Demokrat, itu adalah hal yang prinsipil.
Dia menambahkan, Prabowo terpaksa mengkhianati komitmen untuk menang seperti saat pertama kali bertemu Ketua Umum Demokrat SBY sebulan silam. Sayangnya, alasan pengkhianatan yang menyangkut persoalan hidupnya itu dikemukakan jelang akhir pendaftaran.
"Itu soal aib yang tak perlu kami jelaskan," kata dia.
Bagi Demokrat, sambungnya, pengkhianatan Prabowo bukanlah masalah lantaran terpaksa dilakukan karena keadaan hidupnya. Demokrat terkejut atas keputusan Prabowo pada dua hari terakhir akibat masalah itu.
"Namun, kami tetap harus mengambil langkah untuk tidak bersama," tuturnya.
Dia berharap, masalah dalam hidup Prabowo dapat diatasi melalui pilihan pengkhianatan kali ini. Andi menyarankan agar siapapun yang memiliki masalah dalam hidup, terutama ekonomi, sebaiknya jangan berpolitik.
"Siapapun yang memiliki masalah cukup besar dalam hidup terutama soal ekonomi, sebaiknya jangan berpolitik. Karena akan memicu pengkhianatan," tutupnya.