close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Partai NasDem meminta Partai Demokrat tak berkecil hati lantaran ketua umumnya, AHY, gagal mendampingi Anies pada Pilpres 2024. Alinea.id/Marselinus Gual
icon caption
Partai NasDem meminta Partai Demokrat tak berkecil hati lantaran ketua umumnya, AHY, gagal mendampingi Anies pada Pilpres 2024. Alinea.id/Marselinus Gual
Politik
Senin, 04 September 2023 13:23

Ada Pilpres 2029, Demokrat diminta tak berkecil hati AHY gagal dampingi Anies

"Kan, AHY umurnya sama, [jadi] masih ada ruang di [Pilpres] 2029 buat dia jadi capres (calon presiden)."
swipe

Partai NasDem meminta Partai Demokrat tak berkecil hati seiring gagalnya sang ketua umum, Agus Harimurti Yudhyono (AHY), menjadi pendamping Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sebab, masih ada kesempatan pada kontestasi berikutnya.

Menurut Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni, usia AHY masih muda. Dengan demikian, masih memiliki peluang untuk maju pada Pilpres 2029. Apalagi, memimpin partai bintang mercy.

"Kan, AHY umurnya sama, [jadi] masih ada ruang di [Pilpres] 2029 buat dia jadi capres (calon presiden), misalkan. Ya, why not?" katanya di Bareskrim Polri, Senin (4/9).

Karenanya, menurut Sahroni, Partai Demokrat mestinya menyikapi keputusan menduetkan Anies-Cak Imin sebagai pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres) dengan baik tanpa membuat kegaduhan. Apalagi, malah menuding ada pengkhianatan di balik keputusan itu.

"Jangan sampai buat kubu-kubuan, akhirnya jadi keributan. Itu terus-terusanan gara-gara seorang AHY gak jadi cawapres. Ya namanya belum rejeki belum garis tangan,” ucapnya.

Sebelumnya, Partai Demokrat mengklaim, terpaksa menerima keputusan memasangkan Anies-Cak Imin pada Pilpres 2024. Pengusungan pasangan itu disebut sebagi buah kerja sama politik antara Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, mengatakan, persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum NasDem, Surya Paloh. Demokrat lantas mengonfirmasi langsung kebenarannya kepada Anies. 

"Ia mengonfirmasikan bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat 'dipaksa' menerima keputusan itu (fait accompli)," katanya dalam keterangannya, Kamis (31/8).

Menurutnya, berdasarkan fakta kronologis yang terjadi, maka pemasangan Anies dengan Cak Imin adalah pengkhianatan terhadap semangat perubahan dan piagam koalisi. Pun dilakukan oleh Anies.

Demokrat lantas memutuskan untuk menarik dukungan kepada Anies. Selain itu, keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan