close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menilai, Kivlan tak patut menyatakan seperti itu kepada SBY. / Facebook
icon caption
Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menilai, Kivlan tak patut menyatakan seperti itu kepada SBY. / Facebook
Politik
Jumat, 10 Mei 2019 23:23

Demokrat sewot SBY dituding licik oleh Kivlan Zen

Partai Demokrat sewot saat Kivlan Zein menuding Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak ingin Prabowo Subianto menjadi presiden.
swipe

Partai Demokrat sewot saat Kivlan Zein menuding Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak ingin Prabowo Subianto menjadi presiden.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat angkat bicara atas pernyataan Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kas Kostrad) Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein yang menyebut Ketua Umum Partai Demokrat SBY adalah orang yang licik.

Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menilai, Kivlan tak patut menyatakan seperti itu kepada SBY. Menurutnya, Kivlan tak memahami perjuangan SBY dalam memenangkan paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno.

"Terkait pemenangan Prabowo-Sandi, saya yang ada di gugus paling depan dikirimkan oleh Pak SBY dan Demokrat selama tujuh bulan ini 'berdarah-darah' memenangkan Prabowo-Sandi," katan Jansen dalam keterangan pers yang diterima Alinea.id di Jakarta, Jumat (10/5).

Jansen mengatakan, jika SBY tak ingin Prabowo jadi presiden seperti yang dituduhkan Kivlan, tak mungkin SBY memberikan rekomendasi kepada semua kader untuk mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.

"Kalau SBY tidak ingin Prabowo jadi presiden, tidak mungkin rekomendasi Partai Demokrat yang ditandatangani SBY sendiri diberikan ke Prabowo dan berkali-kali Prabowo jumpa dengan SBY dan kami kader Partai Demokrat ini dikirimkan oleh pak SBY untuk berjuang memenangkan Prabowo," katanya. 

Ia justru mempertanyakan komitmen Kivlan dalam memperjuangkan Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019. Sebab, mantan Kas Kostrad itu tak jelas kontribusinya.

"Terkait pemenangan Prabowo, saya yang ada di gugus paling depan dikirimkan oleh Pak SBY dan Demokrat selama tujuh bulan ini 'berdarah-darah' memenangkan Prabowo-Sandi, sedang Kivlan ini saya tidak tahu entah di mana posisinya. Eh, tiba-tiba dia muncul di belakang sok paling jadi pahlawan dan paling jago lagi. Jadi tidak usah didengarkanlah ocehan Kivlan itu," katanya. 

Selain itu, Jansen pun tak terima jika SBY dikatakan Kivlan sebagai orang yang licik, lantaran kontribusi SBY lebih jelas bagi negara ketimbang Kivlan Zein, yang hanya banyak oceh.

"Kivlan ini lama-lama sok jago padahal di tentara juga dia bukan siapa-siapa dan tidak jadi apa-apa. Bagaimana dia mau membandingkan dirinya dengan Pak SBY dan mengatakan dirinya yang mendidik serta lebih jago dari SBY, karena di Akmil saja sejarah mencatat pak SBY ini lulusan terbaik Akmil peraih Adhimakayasa, sedang Kivlan Zen ini kita tidak tahu lulus peringkat berapa dia. Belum lagi kita bicara di kemudian hari. SBY itu jadi Menkopolhukam dan kemudian oleh rakyat Indonesia dipilih jadi presiden. Lah, Kivlan ini dalam sejarah hidupnya memang jadi apa?" kata Jansen sembari bertanya.

Jansen pun mengingatkan kepada Kivlan, untuk tak banyak omong. Apalagi menghina SBY, sebab Kivlan bukan kelas bagi ketua umum partai berlambang segitiga Mercy tersebut.

"Jadi Kivlan ini tidak usah banyak omonglah, karena kelasnya jauh benar di bawah SBY apalagi terkait kontribusinya ke Republik ini," katanya. 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan