Partai Demokrat kukuh menolak Sandiaga Salahuddin Uno menjadi Cawapres Prabowo Subianto dan tetap menyodorkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Andi Arief melalui akun Twitter pribadinya mengatakan sikap Demokrat hingga Kamis (9/8) pukul 22.30 WIB masih menolak Sandiaga Uno.
Penolakan itu terjadi lantaran dinilai telah melanggar etik koalisi berasal dari Partai Gerindra. Sama seperti Prabowo sebagai Capres yang belum menerima alasan tidak menunjuk AHY lantaran penolakan PAN dan PKS.
"Sikap Partai Demokrat menolak Sandi Uno bukan melanggar etika. Capreslah yang punya hak menentukan Cawapres. Sikap Demokrat adalah sesuai dengan azas keadilan, di mana Prabowo meng-entertain penolakan PAN dan PKS terhadap kader Demokrat AHY," kicaunya melalui akun @AndiArief_ pada Kamis (9/8) malam.
Dia melanjutkan, Partai Demokrat membuka dua opsi. Pertama, kembali ke komitmen atau janji Prabowo yang meminta AHY menjadi Cawapres lantaran elektabilitas tertinggi di semua lembaga survei.
Kemudian kedua, cari figur alternatif untuk dibicarakan bersama dengan pertimbangkan kemungkinan mengalahkan pasangan lawan, Jokowi-Maruf Amin.
Partai Demokrat, kata dia, pada Jumat (10/10) pagi akan menyatakan sikap terhadap kelanjutan dalam koalisi ini karena menurut aturan tidak boleh netral.
"Kami berharap dalam dua atau tiga jam terakhir Prabowo dan Demokrat ada kesepakatan. Jika tidak ada kesepakatan, kami akan tempuh jalan berbeda," ujarnya.
Dia menuturkan, Partai Demokrat berharap ujian kepemimpinan Prabowo bisa diatasi oleh dirinya. Jika ujian ini tidak melahirkan keputusan terbaik, kata dia, akan jadi ukuran bagaimana kapasitas dan kualitas untuk memimpin jika takdir sejarah Prabowo menang Pilpres 2019.
"Persoalan bangsa akan lebih kompleks dari ini. Demikian Sikap Partai Demokrat pasca pertemuan Prabowo-SBY malam ini pukul 21.30 WIB," ujarnya.
Pada Kamis (9/8) malam, Prabowo mendatangi kediaman SBY di Megakuningan, Jakarta Selatan. Dia berbicara empat mata dengan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya sekitar 10 menit.
Untuk kedua kalinya dalam hari ini, Prabowo Subianto menyambangi kediaman SBY di Megakuningan Jakarta Selatan. Pertemuan kedua yang dilakukan malam hari lebih sebentar dibandingkan pertemuan pagi tadi.
Pukul 21.10 Prabowo meninggalkan kediamannya yang rencananya akan menjadi tempat deklarasi bersama Wasekjen Gerindra Ahmad Muzani. Kabarnya kepergian Prabowo ke sana untuk menjemput AHY sekaligus melakukan kompromi terakhir dengan Demokrat.
“Pak Prabowo perlu menemui Pak SBY dalam rangka untuk finalisasi proses pengambilan keputusan oleh Pak Prabowo untuk mengumumkan koalisi maupun cawapres,” Ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono.
Ferry mengatakan salah satu alasan belum dideklarasikannya pasangan Prabowo sampai saat ini dikarenakan menunggu proses yang sedang berlangsung di Partai Demokrat. Namun ia menegaskan Prabowo telah memutuskan adanya empat partai koalisi yang ada di jajaran Prabowo.
Disinggung mengenai penyebutan Jendral Kardus oleh salah satu politisi Demokrat semalam, Ferry mengatakan Prabowo selalu bersikap rendah hati menghadapi hal seperti itu. Oleh karenanya Prabowo tetap mengunjungi sendiri para petinggi parpol meski merasa lelah.
Ferry mengakui hal itu dilakukan ketumnya untuk mendapatkan dukungan yang utuh dari parpol koalisi. Gerindra pun masih berharap hubungan Demokrat dengan Gerindra akan terjalin dengan baik.
Sehari sebelumnya, Andi Arief juga mencuitkan bahwa Prabowo adalah jenderal kardus. Dia juga menuding ada dana Rp500 miliar masing-masing diberikan oleh Sandiaga Uno untuk PAN dan PKS.