close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bendera Partai Demokrat. Foto: Istimewa.
icon caption
Bendera Partai Demokrat. Foto: Istimewa.
Politik
Selasa, 28 Juni 2022 16:46

Demokrat yakin polarisasi berakhir dengan tiga kandidat

Partai Demokrat mendorong agar pada Pilpres 2024 ada lebih dari dua nama yang berlaga.
swipe

DPP Partai Demokrat menolak wacana memasangkan dua kandidat yang bersebrangan untuk dicalonkan sebagai presiden di Pilpres 2024 untuk mengakhiri polarisasi di Tanah Air. Wacana ini sempat dilontarkan oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh beberapa waktu lalu.

Alhasil, DPP Partai Nasdem pun menyiapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai pasangan calon di Pilpres 2024 untuk mencegah polarisasi.

"Bukan memasangkan siapa dengan siapa. Karena kalau memasangkan siapa dengan siapa itu yang dianggap sebagai solusi, sama saja kita menuduh sosok yang dipasangkan itu dan para pendukungnya sebagai sumber polarisasi," kata Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/6).

Menurut Herzaky, polarisasi yang terjadi di masyarakat terjadi sejak Pilpres 2014 ketika hanya ada dua kubu capres, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, yang kemudian berlanjut di 2019. 

Dia berpendapat, penyebab terjadinya polarisasi ini karena hanya dua nama yang berlaga dalam pilpres. Oleh karena itu, Partai Demokrat mendorong agar pada Pilpres 2024 ada lebih dari dua nama yang berlaga.

"Buka ruang untuk koalisi dan pasangan calon, minimal tiga di Pilpres 2024 untuk cegah keterbelahan," ujar Herzaky.

Herzaky juga menduga ada pihak yang ingin memainkan isu polarisasi untuk mendapatkan keuntungan elektoral di Pilpres 2024.

"Pertanyaannya, mengapa seakan perang di antara Jokowi dan Prabowo seakan mau diturunkan ke Ganjar dan Anies? Siapa sebenarnya yang mendapat untung dari polarisasi selama 2014 dan 2019? Pihak mana? Tokoh mana? Parpol mana? Mereka yang mendapatkan keuntungan dari polarisasi dan keterbelahan masyarakat inilah, sumber masalah sebenarnya," ucap dia 

"Hati-hati terhadap mereka yang berupaya mengekalkan polarisasi, mengorbankan keutuhan masyarakat, bangsa, dan negara ini, demi kepentingan elektoral mereka semata," kata Herzaky.

Herzaky menambahkan, Partai Demokrat, seperti yang ditegaskan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di berbagai kesempatan, bakal berjuang melawan pihak-pihak yang berupaya melanggengkan keterbelahan masyarakat. 

"Agar polarisasi tak lagi dapat tempat di Pilpres 2024," ucapnya. 

Sebelumnya, Ketua DPP Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, isu polarisasi di Pilpres 2024 sangat tergantung pada partai-partai politik dan calon yang diusung. Dia berharap agar parpol tidak mengusung capres yang dapat menghadirkan kembali polarisasi.

"Dan juga kepada semua calon nanti, kita harapkan supaya tdk ada calon-calon kemudian yang bisa mmbuat polarisasi dan tentunya bagus buat persatuan," ujar Dasco di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/6).

Menurut Dasco, Partai Gerindra akan mengambil jalan tengah untuk meredam polarisasi di Pilpres 2024. Sebab, kata dia, ada tidaknya polarisasi di Pemilu 2024 nanti sangat bergantung pada partai-partai politik.

"Ya, saya pikirkan soal polarisasi di dalam pemilu itu nanti tergantung dengan kontestasi dn partai-partai pendukung yang berkoalisi. Nah, ini saya pikir, kami akan mengambil jalan tengah ini supaya kemudian tidak ada polarisasi-polarisasi," kata dia.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan