Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan, sejak Bung Karno hingga SBY, semua Presiden Indonesia berakhir dengan kisah yang sedih.
"Kita bisa membuka kembali sejarah. Pada1945, Bung Karno menjadi presiden. Ia dielu-elukan sebagai proklamator dan pahlawan rakyat Indonesia," kata dia, dalam keterangan resminya, Jumat (15/9).
Namun sejak 1965 dan 1966, para mahasiswa dan pemuda yang memujanya berbalik bergerak, demo, protes menjatuhkannya. Bung Karno pun kehilangan kekuasaannya dengan cara-cara yang sedih.
Kemudian, Pak Harto menjadi presiden secara resmi di 1968. Saat itu, Ia dipuji, dipuja sebagai Bapak Pembangunan Nasional.
Namun 1998, kembali rakyat bergerak, protes, demo menjatuhkannya. Pak Harto pun berakhir dengan kisah yang sedih.
Kemudian datanglah Habibie. Ia membawa Indonesia bertransisi menuju demokrasi. Tetapi di 1999, laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR. Habibie pun berujung pada kisah yang sedih.
Lalu Gus Dur dipilih menjadi presiden Indonesia di 1999. Ia datang dari kalangan budayawan, agamawan, dari kalangan pemikir. Tetapi tak lama kemudian, di 2001, Gus Dur pun dimakzulkan oleh MPR.
Selanjutnya, Megawati tampil sebagai presiden wanita pertama di Indonesia. Itu terjadi di 2001. Tetapi di 2004, Indonesia menyaksikan PDIP, partai yang dipimpinnya merosot perolehannya.
Pada pemilu sebelumnya, di 1999, PDIP, partai yang dipimpin Megawati mendapatkan perolehan tinggi sekali: 33,7%. Tapi di 2004, rakyat tak puas, membuat dukungan PDIP merosot hampir separuhnya: 18, 53% saja.
Megawati dua kali maju sebagai capres (2004,2009). Dua kali pula ia dikalahkan.
Kemudian datang SBY. Ia presiden pertama yang dipilih rakyat secara langsung. Pada awalnya, SBY juga dipuja dan puji.
Tetapi di 2014, partai yang didirikannya, Partai Demokrat, juga merosot hampir separuh. Padaha pada 2009, Partai Demokrat peroleh dukungan sebesar 20,85%. Ia menjadi partai pemenang Pemilu 2009.
Tetapi di 2014, Demokrat tinggal 10,19% saja. Merosot hampir separuhnya. Banyak pula kemudian pengurus teras Partai Demokrat yang masuk penjara karena korupsi.
"Mengapa para presiden Indonesia berujung sedih? Ini perlu riset yang mendalam. Setiap kasus presiden, berbeda- beda penyebabnya. Tetapi akankah Jokowi membawa tradisi yang berbeda, ke luar dari tradisi kisah sedih Presiden Indonesia?" tanya dia.
Kini rating Jokowi, tingkat approval rating-nya, prosentase publik yang menyetujui kinerja ya, tingkat kepuasaan publik padanya, sangat tinggi: di atas 78%. Ini hasil survei LSI Denny JA di Agustus 2023.
"Semoga Jokowi membawa kisah yang berbeda. Ia membawa tradisi yang baru tradisi presiden yang tidak berujung secara sedih," harap dia.