Di luar ekspektasi, pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah (Andra-Dimyati) unggul di Pilgub Banten 2024. Berbasis hasil quick count sejumlah lembaga, pasangan yang diusung sepuluh parpol yang tergabung dalam Koalisi Banten Maju itu mengantongi kisaran 55-58% dukungan publik dari Banten. Pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumadi (Airin-Ade) hanya meraup kisaran 41-45% suara.
Hitung cepat yang digelar Charta Politika, misalnya, menemukan Andra-Dimyati mengoleksi 57,52% suara di Pilgub Banten 2024. Dari 100% suara yang masuk per Kamis (28/11), Airin-Rachmi hanya meraup 42,8%. Jika hitung-hitungan KPU serupa, maka Andra-Dimyati dipastikan memenangi pilgub kali ini.
Kekalahan Airin-Adi itu tergolong mengagetkan. Sebelum pencoblosan, sejumlah lembaga survei menetapkan Airin sebagai sosok dengan elektabilitas tertinggi di Pilgub Banten. Sigi Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada Agustus lalu, misalnya, menemukan tingkat keterpilihan Airin mencapai 77,3%. Dalam skema head to head, Andra Soni hanya mengoleksi 10%.
Dirilis pada akhir Agustus, hasil survei Alvara Strategi Indonesia menemukan hal serupa. Pada sigi Alvara, tingkat keterpilihan Airin mencapai 46,8% dalam simulasi top of mind. Andra Soni hanya meraup 6,4%, di bawah eks Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah (24,1%) dan politikus PDI-Perjuangan Rano Karno (8,7%).
Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut hasil quick count Pilgub Banten mengejutkan. Ia menyebut anomali kekalahan Airin di Banten dan jagoan PDI-P lainnya di beberapa daerah karena intervensi kekuasaan. Di Pilgub Banten, Airin-Ade disokong PDI-Perjuangan dan Golkar.
"Di Banten sangat mengejutkan. Pengamatan kami selama 2-3 hari terakhir memang terjadi berbagai pengadangan, pengepungan, termasuk yang membuat pasangan calon, Ibu Airin dan Kang Ade tidak leluasa bergerak," ujar Hasto kepada wartawan di Jalan Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu (27/11).
Hasto tidak merinci jenis kecurangan yang terjadi. Namun, ia menegaskan ada manuver kekuasaan yang membuat hasil Pilgub Banten tak sesuai dengan temuan lembaga survei sebelum pencoblosan. "Termasuk adanya suatu kekuatan yang bergerak seperti partai, padahal bukan partai politik," imbuhnya.
Analis politik dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Ahmad Chumaedy berpendapat ada sejumlah faktor yang bikin Andra-Dimyati bisa menumbangkan Airin-Ade. Pertama, program-program yang disiapkan Andra-Dimyati selaras dengan keinginan publik. Kedua, mesin politik Andra-Dimyati bergerak dengan masif.
"Kemudian, memiliki kapasitas logistik yang mumpuni. Keempat, endorsement Prabowo (Subianto) sangat signifikan untuk kemenangan Andra-Dimyati. Empat hal inilah yang menjadikan Andra-Dimyati mendapatkan optimalisasi dukungan publik," kata Memed, sapaan akrab Chumaedy, kepada Alinea.id di Jakarta, belum lama ini.
Memed menganggap wajar jika hasil akhir Pilgub Banten 2024 nantinya berbeda dari prediksi sejumlah lembaga survei sebelum pencoblosan. Pasalnya, mayoritas survei digelar jauh sebelum pencoblosan. Ketika itu, belum ada pasangan definitif dan mesin parpol belum bergerak.
"Survei itu hanya meng-capture dari beberapa responden. Perubahan-perubahan itu bisa mendelegitimasi elektabilitas yang tinggi jika semua elemen kekuatan Andra Soni-Dimyati bergerak. Itulah dapat merubah stigma pilihan politik pemilih di Banten," kata Memed.
Andra-Dimyati, menurut Memed, sukses membalikkan keadaan karena mampu menguasai lumbung suara di Banten, semisal kawasan Tangerang Raya dan Serang Raya. Itu terlihat dari hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei sejauh ini.
"Jika daerah ini dapat dimenangkan oleh Andra-Dimyati, maka daerah lain sebagai suplemen tambahan suara buat Andra-Dimyati. Jika Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang dikuasai, ditambah Serang Raya sudah dipastikan Andra Soni-Dimyati melenggang," kata Memed.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan ada banyak faktor yang mempengaruhi perubahan peta elektoral di akhir masa pemilihan. Dedi melihat mesin politik pasangan Airin-Ade yang didukung koalisi minoritas tidak menyebar seperti mesin politik pasangan Andra-Dimyati.
"Sementara di sisi lain (Andra-Dimyati), ada dukungan dari Prabowo, Jokowi (Joko Widodo), dan beberapa tokoh nasional yang sedang berkuasa," kata Dedi kepada Alinea.id, Rabu (27/11).
Kekuatan "logistik" Andra-Dimyati, menurut Dedi, juga jadi salah satu faktor penentu hasil akhir Pilgub Banten 2024. Selama masa kampanye, tim pemenangan Andra-Dimyati dilaporkan ke Bawaslu karena diduga menjalankan politik uang.
"Pada masa kampanye, relawan Andra Soni secara terbuka menebar uang saat sosialisasi. Hal semacam itu bukan tidak mungkin dilakukan oleh banyak relawan di banyak tempat, sementara Bawaslu tidak dapat melakukan apa-apa," kata Dedi.