close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) makan malam bersama sejumlah petinggi Partai Solidaritas Indonesia di Sun Plaza, Medan, Sumatera Utara, Februari 2024. /Foto Instagram @psi_id
icon caption
Presiden Joko Widodo (Jokowi) makan malam bersama sejumlah petinggi Partai Solidaritas Indonesia di Sun Plaza, Medan, Sumatera Utara, Februari 2024. /Foto Instagram @psi_id
Politik
Rabu, 19 Juni 2024 17:15

Di balik kian royalnya Jokowi pada PSI

Selain diangkat jadi staf khusus Jokowi, Grace Natalie juga kecipratan jabatan komisaris.
swipe

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kian royal pada para petinggi Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Hanya sepekan berselang setelah mengangkat Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie sebagai staf khususnya, Jokowi juga menganugerahi Grace jabatan sebagai komisaris MIND ID, holding BUMN industri pertambangan.

Jabatan baru juga diberikan kepada eks Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI Raja Juli Antoni. Sekira dua pekan lalu, Raja Juli diangkat sebagai pelaksana tugas Wakil Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia juga masih menyandang jabatan sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR). 

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul menilai obral jabatan bagi petinggi PSI merupakan momentum balas jasa dari Jokowi. Selain jadi pendukung setia pemerintahan Jokowi, PSI dianggap berkontribusi besar memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) di Pilpres 2024. 

“Sudah bertahun-tahun PSI mengerubungi Jokowi hingga mengangkat Kaesang Pangarep (putra bungsu Jokowi) sebagai pemimpin baru mereka. Jadi, Jokowi adalah gula-gula bagi PSI,” ujar Adib kepada Alinea.id, Selasa (18/6).

PSI merupakan salah satu parpol nonparlemen pengusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Situasi ini berbeda era Pilpres 2019. Ketika itu, PSI berseberangan dengan Prabowo. Pada salah satu momen kampanye, PSI bahkan sempat menobatkan Prabowo sebagai capres yang paling sering berbohong. 

Mendaku sebagai parpol anak muda, PSI juga sempat menyatakan tak akan mungkin bergandengan tangan dengan kandidat yang punya riwayat terlibat kasus pelanggaran hak asasi manusia berat. Namun, PSI justru mesra dengan Prabowo pada Pilpres 2024.

“Tapi, beda seratus delapan puluh derajat belakangan ini. Yang dulu hantam Prabowo sekarang berpelukan seperti Teletubbies,” kata Adib. 

Pengamat politik dari Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta Bambang Arianto mengaku tidak heran dengan aksi balas budi Jokowi tersebut. Apalagi, PSI dianggap cukup berjasa untuk memenangkan Prabowo-Gibran.

Lewat jabatan-jabatan strategis itu, menurut Bambang, Jokowi sedang membuka akses ke simpul-simpul ekonomi ke PSI. Tujuannya, tentu untuk turut membesarkan PSI. 

“Tapi, itu tidak akan mudah karena PSI tidak punya figur pemersatu. Terkecuali Jokowi menjadi ketua PSI,” ucap Bambang kepada Alinea.id, Selasa (18/6).

Pakar politik dari Universitas Airlangga (Unair) Ali Sahab sepakat endorsement Jokowi saja tak akan cukup untuk membesarkan PSI. Apalagi, PSI belum punya basis pemilih yang luas seperti parpol-parpol mapan lain. 

“Pasti itu (upaya membesarkan PSI), cuma tidak semudah membalikkan tangan,” ujar Ali. 

 

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Berita Terkait

Bagikan :
×
cari
bagikan