close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Politikus Golkar sekaligus calon gubernur Banten Airin Rachmi Diany. /Foto Instagram @airinrachmidiany
icon caption
Politikus Golkar sekaligus calon gubernur Banten Airin Rachmi Diany. /Foto Instagram @airinrachmidiany
Politik
Jumat, 12 Juli 2024 11:54

Dikepung koalisi gemuk, bagaimana nasib Airin di Pilgub Banten?

Tujuh parpol mendeklarasikan dukungan untuk pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah
swipe

Diinisiasi Gerindra, koalisi parpol gemuk terbentuk jelang Pilgub Banten 2024. Koalisi bernama resmi Koalisi Banten Maju (KBM) itu sudah sepakat mengusung Ketua DPRD Banten Andra Soni dan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Achmad Dimyati Natakusumah sebagai pasangan cagub dan cawagub. 

Selain Gerindra dan PKS, KBM beranggotakan ialah NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Hanya tinggal Golkar, Demokrat, dan PDI-Perjuangan yang belum masuk koalisi mana pun.

Ketua DPD NasDem Wahidin Halim sesumbar pasangan Andra-Dimyati bakal menang mudah di Pilgub Banten. Ia mengklaim pasangan itu punya basis massa di seantero Banten. Namun, ia mengingatkan agar parpol-parpol di koalisi bergerak cepat. 

"Kalau sudah deklarasi dan kompak, enggak ada yang bisa ngalahkan," ujar mantan Gubernur Banten itu di sela-sela penyerahan surat dukungan untuk pasangan Andra-Dimyati di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten, awal Juli lalu. 

Pasangan Andra-Dimyati disiapkan untuk menghadapi Airin Rachmi Diany yang telah resmi mengantongi surat tugas untuk maju di Pilgub Banten dari Golkar. Meskipun hasil survei sejumlah lembaga menunjukkan elektabilitasnya tertinggi, Airin hingga kini belum punya pendamping. 

Mengantongi 14 kursi di DPRD Banten pada Pileg 2024, Golkar tak bisa mengusung Airin sendirian. Golkar harus berkoalisi dengan PDI-P yang juga mengoleksi 14 kursi atau Demokrat yang punya 11 kursi di DPRD Banten. 

Dosen ilmu politik dari Universitas Pamulang, Yusak Farchan menilai Golkar kalah cepat dari Gerindra dan kawan-kawan dalam mengonsolidasi kekuatan politik di Banten. Menurut dia, Golkar terlalu percaya diri parpol-parpol lain bakal merapat ke Airin lantaran punya elektabilitas yang mumpuni. 

Di lain sisi, Golkar juga muncul sebagai pemenang Pileg 2024 di Banten. Meskipun sama-sama punya 14 kursi di DPRD dengan Gerindra dan PDI-P, Golkar berhak mendudukkan kadernya sebagai Ketua DPRD karena raihan suara populernya unggul dari kedua parpol itu. 

"Dalam tiga kali pilkada Banten, Golkar juga berhasil dua kali gubernur dan satu kali wakil gubernur. Meskipun pemenang pileg gonta- ganti dari pemilu ke pemilu, tetapi secara umum, Banten, ya, Golkar. Itu yang membuat Golkar percaya diri," ucap Yusak kepada Alinea.id, Selasa (9/7).

Pada situasi terburuk, menurut Yusak, Airin bisa saja tak kebagian tiket maju ke Pilgub Banten. PDI-P, misalnya, bisa memilih berkoalisi dengan Demokrat dengan mengusung pasangan Rano Karno-Arif Wismansyah sebagai kandidat. Rano ialah kader PDI-P, sedangkan Arif ialah mantan Wali Kota Tangerang. 

"Sementara yang paling ditakuti Airin sebetulnya adalah Rano Karno karena Rano Karno dan Airin sama-sama punya basis ketokohan individu yang kuat. Sementara Gerindra, dalam hal ini, harus lebih cepat bergerak untuk berusaha mematahkan klan politik Ratu Atut di Banten," ucap Yusak.

Ratu Atut Chosiyah ialah mantan Gubernur Banten dan kakak ipar Airin. Di Banten, kerabat-kerabat Ratu Atut pernah atau sedang menjabat jadi kepala daerah, wakil kepala daerah, atau pimpinan DPRD di berbagai kabupaten dan kota. Ratu Tatu, adik kandung Ratu Atut, misalnya, menjabat Bupati Serang periode 2016-2022. 

Jika terealisasi, Yusak menilai pertarungan elektoral antara Andra-Dimyati dengan Airin dan pendampingnya bakal berlangsung seru. Andra-Dimyati kuat di Tangerang Raya dan Serang Raya yang populasinya besar. Namun, Airin unggul dari segi elektabilitas. 

"Situasinya saat ini tinggal bagaimana Golkar meyakinkan PDI-P untuk menerima posisi wakil karena sinyal dari Ketua DPD PDI-P Provinsi Banten Ade Sumardi cukup kuat untuk berkoalisi. Hanya problemnya apakah DPP PDI-P menyetujui atau tidak," ucap Yusak.

Analis politik dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Ahmad Chumaedy berpendapat Airin masih menjadi kontestan paling unggul secara elektabilitas. Ia meyakini kepungan koalisi gemuk yang dibentuk Gerindra justru bikin elektabilitas Airin kian menguat. 

"Karena belas kasihan publik terhadap Airin yang ditinggalkan oleh partner KIM. Padahal, semua orang tahu kemenangan Prabowo di Banten itu salah satunya karena andil Airin. Secara umum, meskipun dikepung oleh koalisi besar, Airin masih memiliki peluang besar," ucap pria yang akrab disapa Memed itu kepada Alinea.id, Selasa (9/7).

Meskipun punya elektabilitas tinggi, Airin tak bisa jemawa. Golkar harus menyiapkan koalisi yang kuat untuk memastikan dukungan publik bagi Airin bisa dirawat. Program-program konkret juga mesti disajikan untuk memikat pemilih yang gamang. 

"Besar kemungkinan (Golkar) bakal koalisi dengan PDI-P dan besar kemungkinan juga Ketua DPD PDIP Ade Sumardi yang direkomendasikan sebagai cawagub Airin oleh PDI-P. Sosok Ade Sumardi merupakan mantan Wakil Bupati Lebak dan punya basis pemilih di Banten Selatan," ucap Memed.

Kepada Alinea.id, Ketua DPP Golkar Dave Laksono mengatakan parpolnya masih menghitung semua faktor demi memenangkan Airin sebagai Gubernur Banten. Rencana bekerja sama dengan PDI-P untuk menghadapi koalisi gemuk bentukan Gerindra-PKS pun terus dimatangkan. 

"Kami akan mencalonkan yang terbaik sesuai dengan kehendak dan keinginan rakyat, yakni pemimpin yang paham dan mengenal warganya. Jadi, (Golkar) menggunakan proses ilmiah dalam menentukan kebijakan, tidak memilih hanya berdasarkan emosi sesaat," ucap Dave. 


 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan