Satu hari setelah dilantik menjadi Presiden Tahun 2019-2024, Joko Widodo (Jokowi) memanggil Prabowo Subianto ke Istana Negara. Prabowo mengaku ditawari sebagai posisi Menteri Pertahanan pada Kabinet Kerja Jilid II.
Bergabungnya Prabowo diapresiasi oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet). Bamsoet meyakini bergabungnya Gerindra ke koalisi pemerintahan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
Kata Bamsoet, meski Gerinda pernah menjadi rival di Pilpres 2019, kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin ke depan akan berjalan mulus. Sebab, dukungan yang diterima Jokowi dari koalisi partai makin besar. Sehingga bakal minim konflik.
"Kalau di pemerintahan sudah kompak, eksekutif dan legislatif kompak kan bagus buat rakyat. Jadi semua bisa kerja dengan baik, fokus pada bidangnya masing-masing, tidak ada gejolak. Maka dengan demikian ekonomi kita akan tumbuh bagus," kata Bamsoet di Gedung DPR/MPR/DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10).
Bamsoet mengatakan, hubungan harmonis antara DPR dan Pemerintah diharapkan dapat membawa perubahan ekonomi, terutama melunasi utang luar negeri.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pada Agustus 2019, utang luar negeri (ULN) Indonesia telah mencapai US$393,5 miliar. Angka itu terdiri dari, ULN publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$196,3 miliar, dan ULN swasta termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar US$197,2 miliar.
"Kita harapkan (pertumbuhan ekonomi) bisa di atas 5%, sehingga pelan-pelan kita bisa menyelesaikan atau melunasi utang-utang kita, terutama utang luar negeri, sehingga beban bunga APBN kita tidak terlalu berat," ujar Bamsoet.
Di sisi lain, Bamsoet mendukung Ketua Umum Gerinda Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Umum Edhy Prabowo menjadi menteri. Bagi Bamsoet, dua figur ini memiliki kapasitas untuk menjadi pembantu Jokowi.
Apalagi, kata Bamsoet, baik Prabowo maupun Edhy memiliki pengalaman di dunia pertanian. Prabowo merupakan mantan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), sementara Edhy pernah menjadi ketua pengurus harian HKTI.
"Menurut saya kalau Gerindra masuk ke dalam jajaran kabinet itu bukan omong kosong. Mereka memiliki konsep yang menurut saya luar biasa bagus," kata politikus Golkar ini.