close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Elektabilitas Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, turun 8% pada April 2023. Dokumentasi Pemprov Jateng
icon caption
Elektabilitas Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, turun 8% pada April 2023. Dokumentasi Pemprov Jateng
Politik
Senin, 10 April 2023 11:12

Elektabilitas Ganjar turun 8%, efek RI gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20?

Tingkat keterpilihan Prabowo pun pertama kali dalam setahun terakhir tertinggi dengan 30,3%.
swipe

Elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengalami peningkatan pada April 2023. Sementara itu, tingkat keterpilihan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, justru sebaliknya.

Berdasarkan hasil riset Lembaga Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Prabowo kini sebesar 30,3%, disusul Ganjar 26,9%, dan Anies 25,3%. Padahal, pada Februari 2023, Ganjar sempat memimpin dengan 35%, kemudian Prabowo 26,7%, dan Anies 24%.

"Untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir, saya kira, Prabowo Subainto kembali menjadi nomor satu meskipun tidak terlalu signifikan unggulnya, 3,4% saja," ucap Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, dalam paparannya secara daring, Minggu (9/4).

Dirinya melanjutkan, elektabilitas Ganjar menurun hingga 8% dalam dua bulan terakhir. "Itu belum diambil atau berpindah ke Prabowo ataupun Anies."

Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIII, Philips J. Vermonte, pada kesempatan sama berpendapat, Djayadi secara langsung ataupun tidak menilai penurunan tingkat keterpilihan Ganjar dipengaruhi penolakannya terhadap tim nasional (timnas) Israel berlaga di Indonesia pada ajang Piala Dunia U-20. FIFA telah membatalkan status RI sebagai tuan rumah kompetisi empat tahunan itu.

"Ini hal menarik karena sebetulnya ada soal-soal terkait momentum, sensitivitas terhadap isu. Waktu pemilu masih 10 bulan lagi. Mungkin ini menjadi pelajaran bgi semua capres bahwa momentum politik itu memang kadang-kadang bisa diciptakan, memang kadang-kadang dari luar," tuturnya.

Menurut Philips, Ganjar terkejut dengan penurunan elektabilitasnya akibat menolak timnas Israel. Namun, tak berarti rendahnya tingkat keterpilihan berarti sulit bersaing.

Dia lantas mencontohkan dengan pengamalaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang hanya bermodalkan 6% saat akan mengikuti Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. "Tetapi ketika ada momentum macam-macam, misal, pernyataan terkait, Pak SBY itu tiba-tiba jadi terakumulasi [elektabilitasnya]."

"Hal ini mungkin terjadi hari ini dalam konteks tim sepak bola Israel walaupun sepertinya kali ini saya menduga temporer karena saya lihat Pak Ganjar dengan Pak Prabowo berusaha selalu dekat dengan Pak Jokowi, yang di-approve oleh publik," sambung peneliti senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS) itu.

Survei ini disusun LSI pada 31 Maret-4 April 2023 dengan melibatkan 1.229 WNI yang telah memiliki hak pilih sebagai responden. Pemilihan sampel dengan metode random digit dialing (RDD) atau melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Para responden diwawancarai melalui sambungan telepon oleh pewawancara terlatih. Adapun toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan