close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo (kiri) menghadiri Upacara Pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8)./Antara Foto
icon caption
Presiden Joko Widodo (kiri) menghadiri Upacara Pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8)./Antara Foto
Politik
Kamis, 23 Agustus 2018 14:35

Elektabilitas Jokowi meroket di lumbung suara Prabowo

Meski menunjukkan tren positif, Jokowi disarankan tetap berhati-hati karena posisinya masih belum aman.
swipe

Elektabilitas kandidat calon presiden (capres) petahana, Joko Widodo, menunjukkan penguatan di dua lumbung suara rivalnya, Prabowo Subianto. Ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center di tiga provinsi, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

"Elektabilitas di awal Agustus 2018 sebelum pendaftaran pasangan capres-cawapres, Joko Widodo lebih unggul dibandingkan Prabowo. Masing-masing di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten," ujar CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali di Jakarta, Kamis (23/8).

Di Jakarta, elektabilitas Jokowi berada di angka 55,6%. Adapun elektabilitas Prabowo 25,4%. Pada 2014 lalu Jokowi juga unggul di Jakarta, namun angka tersebut lebih tinggi dari perolehan suara Jokowi di Pilpres lalu.

Pada 2014, Jokowi mendapatkan 53,08% suara dari total suara sah 5.387.958. Sementara Prabowo saat itu mendapat 46,92% suara.

Di Banten, elektabilitas Jokowi menempati angka 56%, diikuti Prabowo dengan 28,7%. Angka ini berbanding terbalik dengan perolehan suara kedua kandidat di Pilpres 2014. 

Saat itu, Jokowi hanya mendapat 42,90% dari total suara sah 5.591.302. Sementara itu, perolehan suara Prabowo mencapai 57,10%.

Hal serupa juga terjadi di Jawa Barat yang merupakan salah satu basis suara Prabowo. Pada 2014 lalu, Prabowo memperoleh 59,78% dari total 23.697.696 suara, sementara Jokowi 40,22%.

Pada hasil survei Alvara, elektabilitas Jokowi di Jawa Barat mencapai 47,7% dan Prabowo 34,4%.

Menurut Hasanuddin, keunggulan yang tampak saat ini tak boleh membuat Jokowi lengah, karena posisinya belum aman. Selisih 13,2% di Jawa Barat, akan membuat persaingan kedua kandidat semakin ketat.

"Dibandingkan DKI Jakarta dan Banten, masyarakat Jawa Barat memiliki tingkat kepuasan publik yang rendah terhadap kepemimpinan Jokowi-JK. Hal ini, menjadikan wilayah tersebut akan menjadi ladang pertempuran yang sangat sengit diantara kedua pasang kandidat," kata Hasanuddin.

Survei Alvara dilakukan dengan menggunakan metode multi-stage random sampling, dengan responden berusia 17 tahun ke atas. Di Jakarta, terdapat 1.237 responden yang terlibat, Jawa Barat 1.200 responden, sementara di Banten melibatkan 1.201 responden.

Adapun rentang margin of error di Jakarta berada di angka 2,84%, sementara di Jawa Barat dan Banten 2,88%. Tingkat kepercayaan berada di angka 95%.

Sumber: Antara

img
Gema Trisna Yudha
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan