Pasangan calon (paslon) nomor urut 2 pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, masih bertengger di posisi teratas dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia periode 30 Desember 2023-6 Januari 2014.
Dalam riset tersebut, dukungan kepada Prabowo-Gibran mencapai 45,79%. Sementara itu, paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 25,47% dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 22,96%. Adapun responden yang tidak menjawab sekitar 5,78%.
"Kalau kita bandingkan dibanding survei tatap muka bulan lalu, terjadi stagnansi buat elektabilitas paslon 02," ujar Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, dalam paparannya secara daring, Kamis (18/1).
Penelitian ini melibatkan 4.560 responden yang ditentukan dengan teknik stratified random sampling. Adapun tingkat toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2% pada tingkat kepercayaan 95%.
"Sementara, ada dinamika positif buat Anies Baswedan. Naik dari 22,8% ke 25,5% kalau saya bulatkan. Sedangkan tren negatif buat paslon 03 masih berlanjut. Nah, ini kesimpulannya begitu," sambungnya.
Merujuk hasil survei Indikator pada 27 Oktober-1 November 2023, Prabowo-Gibran meraih dukungan 39,7%, sedangkan Anies-Muhaimin 24,4%, dan Ganjar-Mahfud 30%. Adapun penelitian periode 23 November-1 Desember 2023 menyebutkan, Prabowo-Gibran 45,8%, disusul Ganjar-Mahfud 25,6%, dan Anies-Muhaimin 22,8%.
Menurut Burhan, Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran jika tidak ada perubahan atas tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran, yang disokong Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga Februari 2024. "Tapi, kalau terjadi kejadian luar biasa, ... itu berarti kemungkinan 1 putaran masih terbuka buat paslon 02."
Ketika pilpres berlanjut pada putaran kedua, sambungnya, Prabowo-Gibran akan kembali bersaing. Namun, ia tidak bisa memastikan siapa lawannya, Anies-Muhaimin atau Ganjar-Mahfud.
"Itu belum clear karena paslon 01 dan 03 punya peluang yang secara statistik sama meskipun secara absolut Anies Baswedan lebih besar peluangnya untuk masuk putaran kedua mendampingi Pak Prabowo," jelasnya. "Tapi, lagi-lagi 1 putaran masih terbuka kemungkinannya."
Pada kesempatan sama, Guru Besar Ilmu Politik Australian National University (ANU), Marcus Mietzner, juga tak memastikan Pilpres 2024 akan berlangsung 1 atau 2 putaran. Pangkalnya, tingkat dukungan yang terekam dalam survei tersebut tidak definitif.
"Ini belum definitif. Yang kita bisa baca dari ini [dukungan kepada] Prabowo bisa di atas 50% sedikit, bisa di bawah 50% sedikit. Tidak ada saat ini yang bisa memastikan atau berspekulasi apakah 1 putaran atau 2 putaran," terangnya.
"Ini sudah selesai"
Kendati begitu, Mietzner meyakini Prabowolah yang bakal memenangi pilpres. "Sulit untuk dikatakan bahwa masih ada kemungkinan untuk orang lain [dilantik] jadi presiden selain Prabowo pada 20 Oktober."
Ia berpendapat demikian dengan beberapa pertimbangan. Misalnya, margin elektabilitas antara Prabowo dengan para pesaingnya mencapai 20%. Menurutnya, selisih tersebut signifikan, apalagi jika dibandingkan dengan pemilu di negara lain.
"Itu harus dibaca dalam konteks komparatif. Kalau kita lihat pemilu-pemilu di seluruh dunia, kalau ada konstelasi angka seperti itu, rata-rata komentator akan bilang, 'Oh, ini sudah selesai'," katanya.
Kedua, selisih tingkat dukungan antara Prabowo-Gibran dengan pesaingnya dalam skenario dua paslon membesar hingga 28%. "Masif sekali dan sulit [dikalahkan]," jelasnya.
Lalu, temuan survei beberapa lembaga lain juga nyaris serupa dengan hasil penelitian Indikator tersebut. Ini berbeda dengan Pilpres 2014 dan 2019, di mana kesimpulannya beragam.
"Tidak ada seperti [Pilpres] 2014 [dan] 2019, [di mana] lembaga survei yang bilang angka-angka kami sangat berbeda. Jadi, trennya sudah jelas, selisihnya jelas, dan itu disepakati oleh hampir semua lembaga survei yang mengluarkan hasil," ungkapnya.
"Jadi, kalau semua data itu dikumpulkan, sulit untuk dikatakan bahwa masih ada kemungkinan untuk orang lain [dilantik] jadi presiden selain Prabowo pada 20 Oktober tahun ini," sambung Mietzner.
Tergantung undecided voters
Sementara itu, Guru Besar Statistika IPB, Asep Saefuddin, menyarankan Prabowo-Gibran tidak terlena dengan hasil survei yang menempatkannya pada posisi puncak. Pangkalnya, pemilih yang belum menentukan sikapnya (undecided voters) memegang kunci apakah pilpres berlangsung 1 atau 2 putaran.
Secara statistik, ungkapnya, kelompok undecided voters bisa bersifat acak (random) dan sistematis (systematic) atau tetap (fix). Jika systematic, maka akan terjadi perubahan dukungan kepada Anies ataupun Ganjar sehingga kontestasi berlanjut pada putaran kedua.
"Kalau bersifat random," menurutnya dalam kesempatan sama, "[pilpres] bisa 1 putaran." Namun, hingga kini belum ada kajian tentang arah dukungan undecided voters: bersifat systematic, fix, atau random.
Karenanya, Asep juga meminta Anies-Muhaimin maupun Ganjar-Mahfud tidak putus asa. Sebab, hasil survei Indikator bisa menjadi masukan dalam menyusun strategi sekalipun waktu yang tersisa kurang dari 1 bulan. "Waktu ini sangat menentukan."